Top 3: 10 Saham Paling Perkasa pada 6-10 September 2021, Ada OILS hingga KBAG

Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu, 12 September 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Sep 2021, 09:02 WIB
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski mencatat kinerja positif pada periode 6-10 September 2021, ada 10 saham paling moncer (cemerlang) yang layak dipantau investor.

Selama periode sepekan kemarin, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG terkoreksi 0,52 persen menjadi 6.094,87 dari posisi pekan lalu 6.126,92. Meski pelemahan IHSG terjadi, Pasar Modal Indonesia semakin bergairah dengan hadirnya sembilan emiten baru pekan ini.

Adapun kesembilan emiten yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia tersebut adalah PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), PT Indo Oil Perkasa (OILS), PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), PT GTS Internasional Tbk (GTSI), PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT).

Selain itu, PT Surba Biru Murni Acetylene (SBMA), PT Global Sukses Tbk (RUNS), PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA). Total perolehan dana yang diraih kesembilan emiten baru tersebut mencapai sebesar Rp 2,35 triliun.

Artikel 10 saham paling perkasa pada 6-10 September 2021, ada OILS hingga KBAG menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut sejumlah artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu (12/9/2021):

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1.10 Saham Paling Perkasa pada 6-10 September 2021, Ada OILS hingga KBAG

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski mencatat kinerja positif pada periode 6-10 September 2021, ada 10 saham paling moncer (cemerlang) yang layak dipantau investor.

Selama periode sepekan kemarin, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG terkoreksi 0,52 persen menjadi 6.094,87 dari posisi pekan lalu 6.126,92. Meski pelemahan IHSG terjadi, Pasar Modal Indonesia semakin bergairah dengan hadirnya sembilan emiten baru pekan ini.

Adapun kesembilan emiten yang baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia tersebut adalah PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO), PT Indo Oil Perkasa (OILS), PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL), PT GTS Internasional Tbk (GTSI), PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT).

Berita selengkapnya baca di sini


2.Ramayana Lestari Sentosa Tutup 19 Gerai Sejak Semester II 2020

Paparan publik PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), Jumat (10/9/2021) (Dok: tangkapan layar)

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk telah menutup 19 gerai sejak semester II 2020 hingga 2021. Penutupan gerai tersebut lantaran pandemi COVID-19.

"Semester II 2020 hingga 2021, sudah 19 toko yang kami tutup karena kondisi pandemi COVID-19 sudah tak memadai, bleeding di situ,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Setyadi Surya saat paparan publik live 2021, ditulis Sabtu, 11 September 2021.

Dari 19 gerai yang ditutup tersebut, ada delapan yang merupakan milik PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Perseroan pun berencana akan membuka kembali gerai milik perseroan jika kondisi sudah mendukung.

Berita selengkapnya baca di sini


3.Kurang Cuan, Matahari Pangkas Toko hingga Tersisa 137

Warga melintasi jembatan penyeberangan dekat gerai Ramayana yang tutup di City Plaza Depok, Rabu (8/4/2020). Ramayana Departement Store menutup operasionalnya di City Plaza Depok, dimana 87 karyawan terkena PHK lantaran pandemi Covid-19 menyebabkan omzet penjualan menurun (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) telah menutup 32 toko sejak 2019. Pada akhir 2019, Perseroan tercatat masih memiliki 169 toko, dan kini hanya tersisa 137 toko.

Chief Financial Officer Matahari Department Store, Niraj Jain mengatakan, alasan sejumlah toko ditutup lantaran tak banyak memberi kontribusi bagi Perseroan. toko-toko yang ditutup itu hanya mampu mencatatkan EBITDA margin sebesar 4,5 persen, atau 2,1 persen dari total EBITDA perusahaan. Serta hanya berkontribusi 8,4 persen atas penjualan kotor.

"Jadi ini mengkonfirmasi bahwa toko-toko itu kurang produktif dan kurang menguntungkan,” kata dia, ditulis Sabtu, 11 September 2021.

Berita selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya