MUI Bogor: Capain Pendidikan Indonesia Menurun karena Pembelajaran di Rumah

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyampaikan tujuh poin penting terkait sektor pendidikan untuk menjadi perhatian pemerintah setempat.

oleh Muhammad Ali diperbarui 13 Sep 2021, 01:30 WIB
Ilustrasi belajar di rumah (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyampaikan tujuh poin penting terkait sektor pendidikan untuk menjadi perhatian pemerintah setempat.

"MUI kabupaten juga sudah menyampaikan kepada Pemkab. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan pencerahan agar pendidikan di Kabupaten Bogor dan Indonesia terus meningkat," ungkap Ketua Bidang Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin di Cibinong, Bogor, Minggu (12/0/2021) yang dikutip dari Antara.

Tujuh poin tersebut yaitu menambah jam pendidikan agama dan keagamaan, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan di 6.663 lembaga sekolah negeri dan swasta, meningkatkan kualitas 54.189 tenaga pendidik berikut kesejahteraannya.

Kemudian, mempemudah akses pendidikan bagi 1.280.876 peserta didik, memperluas pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) bagi santri salafiyah sebanyak 1.400 yang terdata di Kemenag, membuat payung hukum untuk syarat pekerjaan di Kabupaten Bogor minimal SMP, serta membuat satgas pendidikan.

Dosen Universitas Djuanda (Unida) Bogor itu menyebutkan bahwa tujuh poin penting tersebut juga ia sampaikan dalam Webinar Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang digelar MUI bersama Pemkab Bogor pada Sabtu (11/9).

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua


Capaian Pendidikan Menurun

Pasalnya, selain berpengaruh pada indikator makro daerah, pandemi COVID-19 sangat berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian oleh Kemendikbudristek pada 16 Agustus 2021, terdapat 204 ribu lebih sekolah di 194 kabupaten/kota yang ada di zona level 4 PPKM tidak menjalankan pembelajaran tatap muka.

"Banyak anak putus sekolah, dalam arti anak-anak terpaksa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Capain pendidikan Indonesia mengalami penurunan yang disebabkan oleh kegiatan pembelajaran di rumah," kata Gus Udin.

Kondisi kengkhawatirkan lainnya yaitu adanya learning lost yang artinya pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat banyak materi pembelajaran hilang, karena sistem daring banyak kendala.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya