Cerita Maulana Cari Keberadaan Sang Ibunda yang Menjadi TKI di Arab Saudi

Untuk melepas kerinduan Maulana hanya bisa melihat wajah sang ibu dari foto yang dimilikinya dan berharap dapat bertemu langsung.

oleh Panji Prayitno diperbarui 14 Sep 2021, 08:00 WIB
Radem TKI asal Kabupaten Indramayu yang hilang kontak dengan keluarga lebih dari 10 tahun. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Indramayu - Harapan Maulana warga Desa Sukra Wetan Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu bertemu ibu kandungnya sangat besar.

Maulana sejak usia 4 tahun sudah ditinggal sang ibu bernama Radem yang menjadi TKI di Arab Saudi. Diketahui, sang ibu meninggalkan Indramayu sejak tahun 2008.

Kerinduan Maulana bertemu ibu semakin besar seiring dengan bertambah usianya. Informasi terakhir, Radem menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT) di kawasan Dammam Arab Saudi.

"Ibu saya sudah hampir 13 tahun bekerja di Arab Saudi namun hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya, apakah dia dalam keadaan baik-baik saja atau dalam tekanan majikannya. Ini yang membuat saya sangat cemas dan selalu memikirkan nasib orangtuaku," ujar Maulana saat mendatangi sekretariat DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Indramayu, Minggu (12/9/2021).

Bersama kakak iparnya, Maulana menceritakan, hingga saat ini belum pernah melihat wajah sang ibu. Untuk melepas kerinduan, Maulana hanya bisa melihat wajah sang ibu dari foto yang dimilikinya.

Sejak kecil, dia mengaku kurang kasih sayang seorang ibu. Dia berharap, upaya pencarian sang ibu melalui SBMI Indramayu membuahkan hasil.

"Saya juga tidak tahu bagaimana proses keberangkatan ibu saya bekerja ke luar negeri. Semoga ibu saya segera ditemukan, kami sekeluarga sudah rindu," ujar dia di Indramayu.

Berdasarkan keterangan Warnadi yang merupakan menantu dari Radem, ibu mertuanya itu berangkat bekerja ke luar negeri sekitar akhir tahun 2008.

Saksikan video pilihan berikut ini


Upaya Penelusuran

Maulana dan keluarga mengadu terkait pencarian sang ibu yang menjadi TKI di Arab Saudi ke sekretariat SBMI Indramayu. Foto (Istimewa)

Diketahui, ibu Radem direkrut dan diberangkatkan ke Arab Saudi oleh PT FAJRI yang beralamat di Gang 16, Duren Sawit, Jakarta Timur.

Tepat satu tahun bekerja di Arab Saudi, Radem sempat telepon ke anak perempuannya yaitu istri dari Warnadi. Saat itu, Radem menginformasikan akan mengirim uang gajinya melalui Western Union (WU).

"Namun nomor kode WU yang diberikan oleh ibu mertua saya nomornya salah sehingga uang kirimannya tidak bisa diambil. Pada saat mau konfirmasi ke mertua bahwa nomor kode WU-nya salah nomor tersebut tidak bisa dihubungi lagi," ungkap Warnadi.

Ketua DPC SBMI Indramayu Juwarih, menyampaikan dalam waktu dekat akan mempelajari dan menelusuri aduan dari pihak keluarga Radem.

Juwarih mengaku akan membuat aduan ke Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

"Mengingat dokumen yang dimiliki keluarga sangat minim yaitu cuma ada KTP, KK, dan foto PMI saja ini yang membuat kesulitan dari pihak perwakilan pemerintah RI di Arab Saudi untuk mencari keberadaan Ibu Radem," jelas Juwarih.

Selain mengadukan ke pemerintah, SBMI Indramayu akan mencari keberadaan Radem melalui sejumlah media.

Pada kesempatan tersebut, Juwarih berpesan kepada siapa pun yang mengetahui keberadaan atau kondisi saat ini atau sebelumnya pernah bertemu dengan Pekerja Migran Indonesia bernama Radem binti Cawan agar segera memberitahukan keberadaannya ke nomor kontak 085224481957.

"Semoga saja usaha melalui pemberitaan ini PMI atas nama Radem binti Cawan ada yang menginformasikan keberadaannya sehingga bisa ditemukan," dia memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya