Liputan6.com, Denpasar - Status Gunung Agung di Karangasem Bali, per Senin (11/9/2021) dinyatakan turun level dari sebelumnya level II (waspada) menjadi level 1 (normal). Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andiani mengatakan Gunung Agung terlihat dalam periode 1 Januari hingga 13 September 2021 didominasi asap tipis setinggi 20-50 meter dari puncak Gunung Agung tiap harinya.
Data deformasi dalam kurun waktu satu tahun terakhir menunjukkan bahwa perubahan tekanan dalam sistem vulkanik Gunung Agung cenderung stabil dan belum mengindikasikan adanya akumulasi tekanan magma yang baru.
"Erupsi terakhir pada 13 Juni 2019 pukul 01.38 Wita. Kini didominasi embusan gas vulkanik yang cenderung lemah, ini jelas mengalami penurunan. Berdasarkan pengamatan visual dan instrumental maka tingkat aktivitas Gunung Agung diturunkan dari level II (waspada) ke level I (lokal) terhitung mulai tanggal 13 September 2021 pukul 13.00 Wita," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Senin (13/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Untuk diketahui tingkat kegempaan didominasi gempa tektonik lokal, tektoni jauh, vulkanik dalam dan embusan dengan rincian sebanyak 7 kali gempa embusan, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 12 kali gempa vulkanik dalam, 72 kali gempa tektonik lokal dan 404 kali gempa tektonik. Andini menyebut itu merupakan tingkat penurunan aktivitas Gunung Agung.
Simak video pilihan berikut ini:
Rekomendasi untuk Pendaki dan Wisatawan
"Anomali panas di permukaan kawah terakhir terdeteksi oleh satelit modis pada Bulan Oktober 2019 lalu dan setelah itu anomali panas tidak lagi teramati," ujar dia.
Sementara itu, aktivitas Gunung Agung mengalami penurunan potensi bahaya primer untuk saat ini dapat berupa gas beracun di sekitar kawah Gunung Agung.
Tak hanya itu, dalam tingkat aktivitas Gunung Agung ke level 1 (normal), masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan direkomendasikan agar membatasi aktivitas di area kawah Gunung Agung.
Advertisement