Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat tetap siap terlibat dalam proses denuklirisasi dengan Korea Utara, kata seorang juru bicara Gedung Putih, meskipun Pyongyang mengumumkan bahwa pihaknya telah menguji rudal jelajah jarak jauh baru selama akhir pekan.
Denuklirisasi merupakan tindakan penghapusan penggunaan dan pengoperasian senjata nuklir.
"Posisi kami tidak berubah dalam hal Korea Utara, kami tetap siap untuk terlibat (denuklirisasi)," kata wakil sekretaris pers utama AS Karine Jean-Pierre.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip Channel News Asia, Selasa (14/9/2021), media pemerintah Korea Utara pada Senin (13/9) mengumumkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba rudal jelajah jarak jauh baru yang berhasil, yang menurut para analis bisa menjadi senjata pertama negara itu dengan kemampuan nuklir.
Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan indikasi awal adalah bahwa Korea Utara telah melakukan tes semacam itu.
Kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency, mengatakan rudal itu adalah "senjata strategis yang sangat penting" dan terbang 1.500 km sebelum mengenai target mereka dan jatuh ke perairan teritorial negara itu selama uji coba pada hari Sabtu dan Minggu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Uji Coba Rudal Jelajah Korea Utara
Rudal jelajah Korea Utara biasanya kurang diminati daripada rudal balistik karena tidak secara eksplisit dilarang di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB. Namun, para analis mengatakan menyebutnya "strategis" bisa berarti itu adalah sistem berkemampuan nuklir.
Tidak jelas apakah Korea Utara telah menguasai teknologi yang dibutuhkan untuk membangun hulu ledak yang cukup kecil untuk dibawa pada rudal jelajah, tetapi pemimpin Kim Jong-un mengatakan awal tahun ini bahwa mengembangkan bom yang lebih kecil adalah tujuan utama.
Komando Indo-Pasifik militer AS (INDOPACOM) mengatakan kegiatan itu menyoroti "fokus berkelanjutan Korea Utara pada pengembangan program militernya dan ancaman yang ditimbulkan terhadap tetangganya dan komunitas internasional."
Mengomentari Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan: "Kami telah melihat laporan-laporan ini, dan saya pikir ini adalah pengingat lain bahwa keterlibatan diplomatik adalah satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan denuklirisasi yang lengkap dan dapat diverifikasi di Semenanjung Korea."
Kepala negosiator nuklir dari Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang akan bertemu minggu ini di Tokyo untuk membahas bagaimana melanjutkan upaya membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya.
Advertisement