Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat secara teknikal pada perdagangan Selasa (14/9/2021). Penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diperpanjang dengan Bali turun menjadi level 3 akan bayangi IHSG.
Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpotensi naik secara teknikal dengan kisaran 6.063-6.144 pada Selasa pekan ini.
Advertisement
Pergerakan konsolidasi bertahan pada level support moving average (MA) 200 harian di kisaran 6.062. Ia menilai, kuatnya IHSG yang mampu bertahan pada level support akan menjadi signal positif pada perdagangan selanjutnya.
"Indikator Stochastic dan RSI terkonsolidasi pada area middle dengan momentum yang bergerak bullish. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi bergerak menguat,” ujar Lanjar dalam catatannya.
Lanjar menambahkan, bursa saham Asia bersiap menguat pada Selasa, 14 September setelah AS menghentikan penurunan lima hari berturut-turut menjelang data inflasi yang dapat mempengaruhi ekspektasi dari kemungkinan timeline untuk pengurangan stimulus the Fed.
Kontrak berjangka naik di Jepang dan Hong Kong tetapi merosot di Australia, sementara kontrak AS naik tipis. S&P 500 naik karena perusahaan energi mempercepat kenaikan setelah minyak mentah memperpanjang penguatan ke level tertinggi enam minggu terakhir.
Harga komoditas batu bara naik 2,45 persen dan minyak kelapa sawit naik 0.98 persen sedangkan komoditas logam mayoritas turun seperti timah turun 0,24 persen dan Nikel turun 3,38 persen. “Secara sentimen IHSG berpotensi menguat,” tutur dia.
Sementara itu, dalam laporan PT NH Korindo Sekuritas, Pemerintah Indonesia memutuskan memperpanjang PPKM hingga 20 September 2021, dengan penurunan ke level 3 untuk Bali.
Pada Selasa, 14 September 2021, IHSG berpotensi menguat dengan proyeksi rentang pergerakan di 6.050-6.150.
Di sisi lain, wall street cenderung menguat pada penutupan 13 September 2021, dengan kenaikan solid pada indeks Dow Jones dan S&P 500. Sementara indeks Nasdaq terkoreksi.
Fokus utama investor akan tertuju pada rilis data inflasi yang dijadwalkan Selasa waktu setempat. “Di sisi lain terdapat ekspektasi paket anggaran senilai USD 3,5 triliun yang diajukan pemerintah Joe Biden akan segera disahkan,” dikutip dari laporan PT NH Korindo Sekuritas Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak PPKM Terhadap IHSG
Sementara itu, Direktur PT Equator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan, sentimen PPKM diperpanjang tersebut tidak terlalu besar dampaknya terhadap IHSG.
Hans menuturkan,, PPKM sudah mengalami berbagai pelonggaran dari awal penerapan. Hans menilai, sentimen global seperti data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi perhatian.
"Pasar hati-hati menanti data CPI USA Selasa malam,” ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 13 September 2021.
Hans menambahkan, investor lebih khawatir faktor global. Hal ini mengingat kekhawatiran tapering diputuskan pada pertemuan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) pada 21 September 2021. SelaiIn inflasi AS, investor juga mencermati penjualan ritel AS dan China pada Kamis pekan ini.
Hans prediksi, IHSG bergerak di kisaran support 6.000-6.047 dan resistance 6.102-6.150 pada Selasa pekan ini.
Advertisement
Saham Pilihan
Untuk saham pilihan, PT NH Korindo Sekuritas Indonesia memilih saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT BRI Agro Tbk (AGRO), PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Sedangkan Lanjar memilih saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), ASSA, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).