Liputan6.com, Jakarta - Banyak dari apa yang kita lakukan hari ini bergantung pada internet dan perangkat elektronik lainnya di setiap lini kehidupan. Lalu apa yang terjadi jika Bumi mengalami kiamat internet?
Bagaimana cara kita bekerja, bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain, dan sekarang bagaimana kita mengoperasikan barang-barang di dalam rumah dan mobil kita saat ini terhubung dengan internet. Internet adalah mekanisme yang kuat.
Advertisement
Ini adalah jaringan yang terdiri dari banyak jaringan komputer lain yang menjangkau seluruh dunia. Koneksinya melintasi benua, di bawah lautan, dan melalui ruang angkasa oleh satelit.
Runtuhnya Komunikasi
Tanpa internet (kiamat internet), kita tidak akan lagi memiliki akses ke berita atau informasi langsung tentang apa yang terjadi di seluruh dunia, demikian dikutip dari laman mediag, Selasa (14/9/2021).
Jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Snapchat akan hilang dan penggunanya harus menggunakan cara lain untuk terhubung dengan teman atau orang yang dicintai. Itulah salah satu ancaman mengerikan dari kiamat internet.
Yang terkena dampak berikutnya adalah layanan telekomunikasi karena kelebihan pengguna dan dengan terputusnya internet, layanan operator dan jaringan data pada akhirnya akan gagal, hanya menyisakan sambungan telepon rumah.
Menurut Departemen Kesehatan AS, sekitar 50,8 persen rumah tangga Amerika sekarang nirkabel, 39,4 persen memiliki telepon nirkabel dan telepon rumah, dan hanya 6,5 persen rumah yang hanya memiliki telepon rumah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Ekonomi
Perusahaan dan institusi besar sangat bergantung pada internet dan kemampuannya.
Bank akan menghadapi backlog besar karena kegagalan ATM, bersama dengan cek dan transfer uang harus dilakukan secara manual.
Perbankan online akan turun dan tidak akan ada pembelian PayPal atau Visa. Pasar saham juga akan menjadi tidak dapat beroperasi karena pemadaman internet.
Bisnis besar akan menghadapi gejolak. Situs web tidak akan ada lagi dan tugas-tugas mulus seperti memesan persediaan dan mengelola database.
Akses ke dokumen dan data penting akan hilang, dan perusahaan seperti Google dan Amazon akan menjadi usang.
Internet sudah mendarah daging dalam kehidupan kita sehari-hari dan gangguan sekecil apa pun akan berdampak.
"Ada pasukan orang yang siap untuk memperbaiki keadaan," kata Scott Borg dari United States Cyber Consequences Unit, sebuah lembaga penelitian nirlaba. Borg menyatakan bahwa penyedia internet dan perusahaan memiliki rencana, orang, dan proses yang siap jika terjadi pemadaman internet besar-besaran untuk memastikan kita tidak akan pernah melihat dunia tanpa internet.
Advertisement
Ancaman Kiamat Internet
Sebuah studi baru memberikan peringatkan bahwa badai matahari super yang terjadi sekali dalam sekitar satu abad, dapat menjerumuskan dunia ke dalam kiamat Internet.
Dikutip dari laman gadgets.ndtv.com, Senin (13/9/2021) hal ini diprediksi bisa membuat sebagian besar perangkat selular masyarakat offline selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Matahari terus-menerus membombardir Bumi dengan partikel elektromagnetik. Normalnya, partikel-partikel yang menciptakan angin matahari biasanya dikirim ke kutub oleh perisai magnet Bumi yang pada akhirnya melindungi planet ini dari kerusakan nyata.
Sekitar setiap 100 tahun, angin matahari ini berubah menjadi badai matahari besar, menurut para peneliti, yang dapat memiliki konsekuensi serius bagi kehidupan modern.
Dalam studi berjudul 'Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse' yang dipresentasikan pada konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021, penulisnya Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California, mengungkap bahwa kemajuan teknologi modern bertepatan dengan periode aktivitas matahari yang lemah dan pusat Tata Surya ini diperkirakan akan menjadi lebih aktif dalam waktu dekat.
Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca ruang angkasa yang ekstrem berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 dan 12 persen dalam dekade berikutnya.
Risiko Kerusakan
Menurut penelitian, infrastruktur internet regional akan menghadapi risiko kerusakan yang rendah bahkan ketika badai matahari besar-besaran terjadi. Lantaran serat optik itu sendiri tidak terpengaruh oleh arus yang diinduksi secara geomagnetik.
Tetapi risikonya lebih tinggi untuk kabel bawah laut. Jika badai matahari mengganggu sejumlah kabel, hal itu dapat menyebabkan terputusnya konektivitas antar negara meskipun infrastruktur lokal tetap utuh.
"Infrastruktur kami tidak siap untuk peristiwa matahari skala besar. Kami memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang tingkat kerusakan yang akan terjadi," kata Abdu Jyothi seperti dikutip Wired.
Pandemi dan ketidaksiapan dunia menghadapi keadaan darurat di tingkat global membuat peneliti berpikir tentang ketahanan internet di masa depan.
Untuk badai matahari yang parah, Bumi akan memiliki waktu sekitar 13 jam untuk bersiap, tambah Abdu Jyothi. Baru ada dua badai seperti itu yang tercatat dalam sejarah baru-baru ini (pada tahun 1859 dan tahun 1921).
Advertisement