Pangkostrad Dudung: Hindari Fanatik, karena Semua Agama Benar di Mata Tuhan

Pangkostrad Dudung menyampaikan, agar prajurit cermat dalam menyikapi berita yang beredar terutama di media sosial.

oleh Yopi Makdori diperbarui 14 Sep 2021, 16:48 WIB
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman meminta para prajurit untuk menghindari fanatisme dalam beragama. Menurut Dudung, semua agama adalah sama.

“Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata tuhan,” ujar Dudung saat melakukan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin (13/09/2021).

Dudung menyampaikan, agar prajurit cermat dalam menyikapi berita yang beredar terutama di media sosial. Jangan mudah mengirim berita yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan jangan mudah terprovokasi oleh berita hoaks.

Dudung pun mengimbau kepada seluruh prajurit agar selalu bersyukur, apa pun pangkat yang dapatkan saat ini, karena semua manusia menurutnya pasti mempunyai masalah masing-masing.

“Sebagai prajurit, kita harus bersyukur dengan kondisi keluarga saat ini masih diberikan kesehatan, bersyukurlah mempunyai istri apapun bentuknya, karena itu semua adalah pilihan kita,” ucapnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua


Utamakan Pola Pikir Positif

Tak lupa, Dudung pun mengajak supaya di masa pandemi Covid-19 ini, para prajurit selalu mengutamakan pola pikir yang positif mengenai kesehatan. Karena sumber dari sakit salah satunya berasal dari pola pikir.

Dirinya menekankan agar dalam setiap melaksanakan latihan ataupun tradisi masuk satuan harus dilakukan secara profesional dan proporsional.

“Laksanakanlah pembinaan tradisi kepada prajurit yang baru masuk secara keras sesuai aturan, tetapi bukan kasar. Karena tujuan dari tradisi satua adalah untuk membangun kebanggaan dan jiwa korsa tanpa kekerasan maupun tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan satuan,” tegasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya