Pefindo Tegaskan Peringkat idA untuk Antam

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan prospek peringkat untuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah stabil.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Sep 2021, 21:24 WIB
Pramuniaga menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di sebuah gerai emas, Jakarta, Senin (18/1/2021). Pada hari ini, harga emas Antam turun menjadi Rp 944 ribu per gram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA untuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Selain itu, Pefindo juga menegaskan peringkat idA tersebut untuk obligasi berkelanjutan I tahun 2011 yang akan jatuh tempo sebesar Rp 2,1 triliun. Perseroan telah memiliki fasilitas pinjaman bank hingga Rp 2,1 triliun untuk pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo pada 14 Desember 2021. Per 31 Maret 2021, kas dan setara kas PT Aneka Tambang Tbk sebesar Rp 5,3 triliun.

“Prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil,” tulis Pefindo dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (14/9/2021).

Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Meski demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk kenadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.

Peringkat mencerminkan sumber daya dan cadangan Antam yang cukup besar. Selain itu, posisi kuat di industri yang didukung oleh produk pertambangan yang terdiversifikasi, dan kegiatan operasional yang terintegrasi secara vertikal.

Namun, peringkat dibatasi oleh profil keuangan yang moderat dan paparan terhadap fluktuasi atas harga komoditas.

"Kami dapat menaikkan peringkat jika ANTM mampu untuk memonetisasi integrasi dan ekspansi bisnisnya dengan menghasilkan EBITDA dan profitabilitas yang kuat, dan juga meningkatkan profil keuangan menjadi konservatif,” tulis Pefindo.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Catatan Pefindo

Petugas menata emas batangan di Galeri 24 Pegadaian Kota Tangerang, Banten, Kamis (11/6/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 12.000 menjadi Rp 893 ribu per gram pada perdagangan Kamis, 11 Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Peringkat juga dapat dinaikkan jika perusahaan menerima dukungan yang kuat dari induk, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dalam bentuk suntikan modal, pinjaman pemegang saham dan atau sinergi bisnis yang secara substansial dapat mengoptimalkan fasilitas produksi ANTM.

Peringkat dapat diturunkan jika profil keuangan ANTM menjadi lebih agresif sebagai akibat dari kenaikan biaya bahan bakar yang tidak disertai dengan langkah-langkah efisiensi biaya lainnya.

Selain itu, ketidakmampuan untuk mencapai target volume penjualan dan/atau tren penurunan harga komoditas yang signifikan.

Peringkat juga dapat diturunkan jika Perusahaan menarik utang yang lebih tinggi dari yang diekspektasikan tanpa diimbangi dengan perbaikan EBITDA.

Didirikan pada Juli 1968, ANTM adalah perusahaan tambang milik negara yang menghasilkan bijih nikel dan feronikel (FeNi), emas, bauksit, dan batubara.

Pada 31 Maret 2021, 65 persen saham Biasa Seri B ANTM dimiliki oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), yang sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia juga memiliki satu saham Seri A Dwiwarna, sementara sisa saham Biasa Seri B ANTM dimiliki oleh para direktur (kurang dari 0,1 persen), dan publik (35 persen).


Gerak Saham ANTM

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Selasa, 14 September 2021, saham ANTM turun 1,98 persen ke posisi Rp 2.470 per saham. Saham ANTM dibuka turun 20 poin ke posisi Rp 2.500 per saham.

Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 2.500 dan terendah Rp 2.440 per saham. Total frekuensi perdagangan 16.223 kali dengan volume perdagangan 1.442.301. Nilai transaksi Rp 356 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya