Liputan6.com, Surabaya - Dosen dan mahasiswa dari Departemen Teknik Biomedik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengembangkan Kursi Roda Elektrik Kendali Joystick dengan meja portable.
Eko Agus Suprayitno, anggota dosen yang terlibat dalam tim ini mengungkapkan, kursi roda yang dibuat pada dasarnya merupakan kursi roda manual yang telah dimodifikasi dengan menambahkan perangkat motor, sehingga menjadi kursi roda elektrik.
Advertisement
Menariknya, alat ini dapat digerakkan maju, mundur, maupun belok ke samping dengan menggunakan joystick.
“Agar lebih praktis, kami menggunakan baterai sebagai sumber daya listriknya, sehingga dapat di-charge ulang,” ujar Eko, Selasa (14/9/2021).
Selain itu, lanjutnya, kursi roda elektrik ini juga dilengkapi dengan meja portable yang berfungsi untuk memaksimalkan kebutuhan pengguna dalam mobilitas.
"Fitur meja portable ini sedang kami garap dan masih dalam tahap penyelesaian," cetus Eko.
Dari sisi keamanan, timpal Eko, kursi roda ini juga dilengkapi dengan sabuk pengaman, sehingga berpotensi mengurangi pengguna terperosok ke depan. Berbeda dengan kursi roda pada umumnya, alat ini dapat dilipat sehingga memudahkannya untuk dibawa berpindah tempat.
“Yang terpenting, alat kami juga dilengkapi manual book untuk memandu pengguna dalam pengoperasian dan perawatannya,” terangnya.
Penelitian ini, menurut Eko, dilatarbelakangi oleh mayoritas siswa SLB YPAC yang dalam aktivitasnya masih memanfaatkan kursi roda konvensional. Terlebih, setiap siswa memerlukan pendampingan guru secara khusus untuk bergerak dan berpindah.
“Padahal, jumlah sumber daya guru di sana lebih sedikit dibandingkan jumlah siswanya,” ungkap Eko.
Di sisi lain, imbuh Eko, penelitian mengenai kursi roda listrik merupakan salah satu contoh teknologi asistif yang cukup berkembang di Departemen Teknik Biomedik.
“Dengan adanya permasalahan ini, diseminasi hasil penelitan menjadi lebih berguna bagi masyarakat yang membutuhkan,” tutur dosen kelahiran Pasuruan, 13 Agustus 1987 tersebut.
Selain karena lokasi yang dekat dengan ITS, pemilihan SLB YPAC Surabaya sebagai sasaran penelitian adalah karena mayoritas dosen dan mahasiswa yang terlibat berada di wilayah Surabaya.
“Hal ini membuat mobilisasi tim menjadi lebih mudah, terlebih di masa pandemi yang mengharuskan kita mengurangi risiko penyebaran Covid-19,” tandasnya.
Terdiri dari enam dosen dan 10 mahasiswa Departemen Teknik Biomedik, tim yang juga tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas ITS) ini telah menjalankan kegiatan penelitian sejak Juni dan akan berakhir pada bulan September lalu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelatihan dan Sosialisasi
Sebelumnya, kursi roda elektrik ini yang sudah rampung pada 2020 telah digunakan untuk pelatihan dan sosialisasi kepada guru dan siswa SLB YPAC Surabaya Agustus lalu.
“Usai sosialisasi bulan lalu, kami melihat antuasiasme siswa dan guru di sana sangat tinggi dalam menyambut kursi roda elektrik ini,” ujar lelaki yang mendapat gelar magisternya di Teknik Elektro ITS tersebut.
Beberapa program kegiatan seperti survei dan sosialisasi dilakukan secara offline dengan menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat mengingat adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ke depan, Eko berharap hubungan kerja sama antara Departemen Teknik Biomedik dengan SLB YPAC Surabaya dapat terus berkembang dan terjalin dengan baik, khususnya di bidang teknologi asistif.
“Kami juga berharap hasil produk riset kami dapat diimplementasikan dalam membantu siswa siswi yang berkebutuhan khusus di SLB YPAC Surabaya, sehingga diseminasi produk iptek hasil penelitian dapat memberikan manfaat bagi kelompok masyarakat atau mitra yang membutuhkan,” ujarnya.
Advertisement