Liputan6.com, Jakarta Harga emas mencapai level tertinggi satu minggu pada hari Selasa. Ini karena dolar AS melemah setelah kenaikan inflasi AS yang lebih lambat dari perkiraan menyebabkan ketidakpastian atas jadwal Federal Reserve AS untuk mengurangi stimulus moneter.
Dikutip dari CNBC, Rabu (15/9/2021), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen menjadi USD 1,803,69 per ounce pada 1835 GMT, dan harga emas berjangka AS naik 0,7 persen pada USD 1,807,10 per ounce.
Advertisement
"Harga emas bermain-main dengan USD 1.800/oz menyusul data inflasi AS yang sedikit lebih lemah dari perkiraan," kata Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank.
"Latar belakang makro tetap kondusif untuk kenaikan harga lebih lanjut," tambahnya.
Indeks Harga Konsumen inti AS naik tipis 0,1 persen pada Agustus, meleset dari ekspektasi 0,3 persen, dan membebani dolar AS. Itu adalah kenaikan terkecil sejak Februari dan mengikuti kenaikan 0,3 persen pada Juli.
"Sementara pengumuman pengurangan tidak mungkin sampai pertemuan FOMC November, pertemuan September akan memperkenalkan prakiraan staf, atau 'titik' untuk 2024. Titik 2024 bisa mencerminkan dua kenaikan suku bunga 2023," tambah Cooper.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Data Inflasi AS
Data inflasi dapat memperkuat pandangan bahwa Fed mungkin akan memperlambat langkah-langkah dukungan ekonomi dan mempertahankan suku bunga rendah. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Kehilangan (data A.S.) ini adalah kabar baik untuk emas batangan, karena membuat pengumuman di September dari Fed lebih kecil kemungkinannya, kata Ed Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
Advertisement