Liputan6.com, Jakarta - Ribuan warga Afghanistan memprotes Taliban di kota selatan Kandahar pada Selasa 14 September, menurut seorang mantan pejabat pemerintah dan rekaman televisi lokal, setelah penduduk diminta untuk mengosongkan pemukiman koloni tentara.
Para pengunjuk rasa berkumpul di depan rumah gubernur di Kandahar setelah sekitar 3.000 keluarga diminta meninggalkan kediaman mereka.
Advertisement
Mengutip Channel News Asia, Rabu (15/9/2021), rekaman dari media lokal menunjukkan kerumunan orang memblokir jalan di kota.
Daerah yang terkena dampak didominasi oleh keluarga pensiunan jenderal militer dan anggota pasukan keamanan Afghanistan lainnya.
Beberapa di antara mereka telah tinggal di distrik itu selama hampir 30 tahun, dan hanya diberi waktu tiga hari untuk mengosongkan tempat tinggal, kata pejabat itu, yang telah berbicara dengan beberapa dari mereka yang terkena dampak.
Juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang penggusuran tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Protes Terhadap Taliban
Protes terhadap Taliban, yang merebut kekuasaan di Afghanistan dengan merebut Kabul hampir sebulan yang lalu, telah berakhir dengan bentrokan yang terkadang mematikan, meskipun tidak ada laporan kekerasan yang dikonfirmasi pada hari Selasa.
Para pemimpin Taliban telah berjanji untuk menyelidiki setiap kasus, tetapi telah memerintahkan para demonstran untuk meminta izin sebelum mengadakan protes.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa tanggapan Taliban terhadap protes damai menjadi semakin keras.
Advertisement