Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik Industri Baterai Listrik di Karawang, Jawa Barat. Peletakan batu pertama atau groundbreaking dilakukan pada Rabu ini.
Menteri Investasi/Kepala badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, pembangunan pabrik Industri Baterai Listrik ini akan memberikan dampak luar biasa ke Indonesia. Salah satunya penyerapan tenaga kerja yang bisa mencapai ribuan.
Advertisement
"Di dalam MOU kita tekankan kepada mereka lapangan pekerjaan harus seluas-luasnya untuk lapangan pekerjaan dalam negeri tidak untuk luar negeri (pekerja asing)," katanya dalam acara Groundbreaking Pabrik Industri Baterai Listrik berada di Karawang, Rabu (15/9/2021).
Pabrik ini dibangun oleh konsorsium perusahaan dari Korea Selatan dan Indonesia. Menteri Perekonomian Korea Selatan telah sepakat bahwa orang-orang berada di dalam industri tersebut mayoritas adalah pekerja Indonesia. Meskipun ada dari pekerja luar negeri, harus memenuhi persyaratan khusus.
"Luar negeri boleh selama dia memenuhi spesifikasi khusus dan jabatan-jabatan tertentu. Dan waktu kami bicara dengan Menko-nya di Korea sepakat juga untuk kolaborasi antara BUMN, LG group, kemudian UMKM dan pengusaha nasional yang ada di daerah," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proyek Raksasa Baterai Listrik Mulai, Konsorsium BUMN dan LG Teken Perjanjian
Sebelumnya, Konsorsium BUMN PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan konsorsium baterai LG dari Korea Selatan. Kerja sama ini dalam rangka membangun industri baterai listrik terintegrasi di Indonesia.
Penandatanganan yang dilakukan pada 6 Mei 2021 disaksikan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia Toto Nugroho, jajaran direksi BUMN, serta pimpinan Konsorsium LG yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, momentum penandatanganan ini jadi momentum bersejarah bagi ketiga negara, yakni Indonesia, Korea Selatan dan China. Penandatanganan HoA juga jadi bukti bahwa pemerintah serta BUMN serius untuk segera merealisasikan proyek baterai listrik ini dengan cepat.
"Kami akan terus mendorong, mengawal, dan akan membantu sepenuhnya, selama kerangkanya ada dalam aturan yang ada di Indonesia dan bisnis yang saling menguntungkan. Sekarang setelah HoA ditandatangani, kita bikin FS (Feasibility Study) supaya bisa langsung kerja. Sekarang waktunya kita bekerja. Kita punya komitmen untuk cepat realisasi investasi," kata Bahlil dikutip dari Antara, Jumat (7/5/2021).
Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan hubungan antarpemimpin ketiga negara sangat baik. Proyek itu pun sangat penting bagi seluruh pihak.
"Proyek baterai listrik ini harus berjalan tepat waktu, bila mungkin malah dipercepat. Indonesia sangat serius, terbukti dari beberapa daerah, banyak gubernurnya di Indonesia membuat keputusan bahwa mobil listrik, terutama seperti bis dan kendaraan umum harus dipakai tahun ini. Bahkan Indonesia akan membangun ibukota baru di Kalimantan yang semuanya juga menggunakan mobil listrik," kata Erick.
PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), selaku mitra kerja konsorsium Korea dalam pengembangan proyek baterai terintegrasi di Indonesia, akan mengidentifikasi target dalam waktu dekat setelah kerja sama ini diresmikan.
PT Industri Baterai Indonesia, yang dibentuk oleh empat BUMN yaitu Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam), memiliki mandat khusus untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik (electric vehicle/EV battery) yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Advertisement