Liputan6.com, Jakarta - Media sosial seperti Facebook atau Instagram saat ini menjadi salah satu media untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempromosikan produknya.
Apalagi di masa pandemi, pelaku UMKM yang biasanya melakukan usahanya secara tatap muka, harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar bisnisnya tetap berjalan.
Baca Juga
Advertisement
Yuli Indarti, seorang pelaku UMKM, dalam diskusi yang diselenggarakan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Selasa (14/9/2021), mengungkapkan beberapa kiat mempromosikan produk di media sosial.
"Kalau melalui media sosial, khususnya kuliner itu, menurut saya foto, penampakan dari produk, itu harus semenarik mungkin, semenggiurkan mungkin," kata Yuli yang memiliki usaha makanan tersebut.
Menurut Yuli, pelaku usaha harus bisa membuat sebuah foto makanan bisa menarik orang lain untuk tertarik mencobanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ingatkan Soal Rasa
Yuli mengakui bahwa membuat foto yang menarik untuk sebuah produk makanan memang tidak mudah.
"Saya dulu pernah ikut workshop-workshop semacam food photography karena ternyata cahaya dari kanan-kiri, atas-bawah, itu berpengaruh sekali terhadap makanan yang kita mau ambil gambarnya," ujarnya.
"Itu foto harus semenarik mungkin, harus bikin orang ngiler, harus bikin orang ingin beli, tapi selain itu jangan cuma gambarnya saja," kata Yuli.
Yuli mengatakan bahwa saat ini pelaku UMKM mau tidak mau harus belajar memanfaatkan gawai yang ia miliki untuk mendapatkan hasil foto produk yang bagus.
"Saya juga selama ini dengan HP saja foto. Kalau ada workshop yang gratis, ikut saja. Karena memang saat ini mau tidak mau, UMKM harus bisa foto. Minimal cahayanya bagus, (soal) gelap, isi makanannya apa."
Namun tak cuma gambar, Yuli mengingatkan bahwa rasa makanan atau produk juga tetap tidak boleh dilupakan. "Kita kan ingin orang setelah beli sekali, ingin repeat order."
Advertisement
Manfaatkan Tagar
Untuk ukuran, Yuli juga mengatakan bahwa pelaku UMKM kuliner tidak boleh memperlihatkan ukuran yang tidak benar.
Menurutnya, saat ini tidak jarang pembeli produk makanan yang kecewa karena ukuran barang berbeda atau lebih kecil dibandingkan yang terlihat di foto.
"Jadi ukuran pun di foto itu harus tampak seriil mungkin. Jadi tidak kecewa nanti pembelinya," tutur Yuli.
Selain itu, ketika memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Yuli mengatakan bahwa tagar atau hashtag juga bisa membantu agar unggahan promosi lebih luas terlihat.
"Hashtag itu saya merasakan sekali imbasnya. Orang dari mana-mana bisa melihat produk saya. Belum pernah merasakan, orang langsung beli. Itu dari hashtag," ujarnya, memungkasi.
Infografis 7 Tips Aman Belanja di Pasar Saat Pandemi Covid-19
Advertisement