Mulai Dibangun, Pabrik Baterai Mobil Listrik Target Produksi Mei 2022

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menargetkan produksi baterai mobil listrik bisa dilakukan mulai Mei 2022 mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Sep 2021, 12:00 WIB
Mekanik melakukan pemasangan sasis dan unit baterai mobil listrik Porsche Taycan saat proses perakitan di pabrik perusahaan Porsche AG di Stuttgart, Jerman, Rabu (4/3/2020). Porsche Taycan merupakan mobil bertenaga listrik pertama dari pembuat mobil mewah Jerman, Porsche AG. (AFP Photo/Thomas Kienz

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menargetkan produksi baterai mobil listrik bisa dilakukan mulai Mei 2022 mendatang. Ini setelah proses peletakan batu pertama atau groundbreaking Pabrik Baterai Listrik dimulai hari ini.

"2022 bulan Mei paling lambat Insyaallah sudah produksi. Jadi mobilnya sudah paten ini istilah Pak Menko itu patenkan barang itu. tapi Insyaallah kita produksi," kata dia dalam acara Groundbreaking Pabrik Industri Baterai Listrik berada di Karawang, Rabu (15/9).

Dia mengatakan, groundbreaking ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden untuk mendorong investasi kendaraan listrik. Tahap awal ini, konsorsium Hyundai ini akan berinvestasi sekitar Rp21 triliun untuk membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik.

"Alhamdulillah tahap pertama mobil listrik yang kita tandatangani di bulan November 2019 mulai pembangunannya di 2020. Sekalipun pandemi covid, total investasinya USD1,5 miliar atau Rp21 triliun," ungkapnya.

Konsorsium Hyundai terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution yang bekerja sama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku holding dari empat BUMN, yaitu PLN, Pertamina, MIND ID, dan Antam.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kapasitas Produksi

Pabrik ini menjadi fasilitas pembuatan baterai listrik terbesar di Inggris

Bahlil menjelaskan, fasilitas sel baterai ini rencananya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 Giga watt Hour (GwH), yang nantinya akan menyuplai kendaraan listrik produksi Hyundai. Secara keseluruhan investasi proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai USD9,8 miliar.

"Ini hanya bagian dari USD9,8 miliar tersebut karena ini adalah bagaimana membalikan berpikir bukan hulunya dulu, tapi hilirnya dulu yang kita mainkan," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya