6 Mitos Psoriasis yang Sering Disalahpahami Masyarakat

Sejumlah mitos seputar psoriasis yang beredar di masyarakat umum

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi penyakit psoriasis. (via: dagensmedicin.se)

Liputan6.com, Jakarta - Psoriasis adalah peradangan pada kulit yang ditandai dengan ruam merah, kulit kering, tebal, bersisik, dan mudah terkelupas. Terkadang, psoriasis juga disertai dengan gatal dan nyeri.

Psoriasis lebih sering muncul di daerah lutut, siku, punggung bagian bawah, dan kulit kepala.

Psoriasis dapat diatasi dengan menjalankan pengobatan sesuai dengan kondisinya. Untuk itu, sebaiknya kenali lebih banyak mengenai penyakit ini dan ketahui beberapa mitos mengenai psoriasis yang berkembang dalam masyarakat.

Inilah Mitos Psoriasis yang sering disalah kira masyarakat, dilansir dari laman Medical News Today, Rabu (15/9/2021).

1. Psoriasis menular

Psoriasis bukanlah penyakit menular. Manajer Advokasi dan Komunikasi Pasien di Asosiasi Psoriasis di Inggris, Dominic Urmston, menjelaskan bahwa psoriasis merupakan kondisi autoimun saat sistem kekebalan merespons secara tidak tepat dan menghasilkan terlalu banyak sel kulit.

“Psoriasis tidak dapat ditularkan melalui kontak fisik ataupun melalui cairan tubuh. Misalnya, berciuman atau berbagi makanan dan minuman,” kata Urmston.


2. Psoriasis Hanya Penyakit Kulit Biasa

Banyak pengidap psoriasis yang mengatakan bahwa ini hanyalah sebuah masalah kulit yang bisa diatasi dengan mudah. Biasanya, saat gejala psoriasis muncul, kondisi ini akan dikaitkan dengan kondisi kulit kering. Padahal, psoriasis membutuhkan penanganan yang lebih detail dan bukan hanya menggunakan pelembap tubuh.

Pada dasarnya, struktur kulit mengalami pergantian kulit yang biasa terjadi setiap 28 hari, tetapi pada psoriasis, bisa sesingkat empat sampai lima hari.

Karena perputaran yang singkat ini, sel-sel kulit belum matang menyebabkannya menumpuk menjadi sisik-sisik tebal, yang tidak dapat terangkat dengans sendirinya oleh tubuh seperti biasanya.

Pembuluh darah juga berubah menjadi lebih dekat ke permukaan kulit, yang menyebabkan area tersebut menjadi sangat merah, berdarah, dan sakit saat digaruk.

3. Hanya ada satu jenis psoriasis

Banyak mitos yang berkembang bahwa psoriasis hanya terdiri dari satu jenis yang sama. Padahal, terdapat beberapa jenis psoriasis yang berbeda. begitu pula dengan penanganannya.

Melansir Medical News Today, plaque psoriasis menjadi jenis yang cukup umum dialami. Plaque psoriasis ditandai dengan bercak merah tebal pada kulit yang memiliki lapisan putih. Jenis ini sering terjadi pada beberapa bagian tubuh, seperti siku, lutut, hingga kulit kepala.

Jenis lain yang dapat dialami pengidap psoriasis adalah guttate psoriasis, erythrodermic psoriasis, inverse psoriasis, dan pustular psoriasis.


4. Psoriasis Disebabkan dari Kebersihan Kulit yang Buruk

Kehadiran psoriasis tidak berarti bahwa kebersihan seseorang buruk. Penyakit ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan kondisi kebersihan kulit.

Namun, jika Anda memiliki kondisi psoriasis, sebaiknya jaga kebersihan area kulit yang mengalami gejala psoriasis. Hal ini dilakukan untuk menghindari kondisi luka maupun infeksi pada kondisi kulit.

5. Dokter dapat menyembuhkan psoriasis

Ini adalah mitos. Karena psoriasis adalah kondisi kronis yang berlangsung seumur hidup, seseorang mungkin perlu mengunjungi dokter mereka untuk mengubah rencana perawatan dari waktu ke waktu.

Hingga saat ini, tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini secara total. Psoriasis hanya dapat diobati dan dirawat dengan resep dari dokter.

6. Psoriasis sama seperti eksim

Meskipun gejala utama eksim dan psoriasis sama-sama bersifat dermatologis, kondisinya sangat berbeda.

Eksim sering kali didasarkan pada reaksi alergi, sedangkan psoriasis tidak. Juga, eksim lebih sering terjadi pada anak kecil dan dapat hilang seiring waktu. Sebaliknya, psoriasis kurang umum pada anak-anak, tapi tidak memungkinkan tidak terjadi, dan cenderung menjadi kondisi seumur hidup.

Secara keseluruhan, mekanisme dasar yang mendorong eksim dan psoriasis juga berbeda. Psoriasis adalah kondisi autoimun, sedangkan eksim dapat melibatkan faktor genetik, lingkungan, dan lainnya. Namun, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa eksim juga bisa menjadi kondisi autoimun.

Yang terpenting, ketika menderita kedua kondisi tersebut, diagnosis dari profesional perawatan kesehatan yang terlatih sangat penting untuk memulai jalur perawatan yang paling relevan sedini mungkin.

 

Reporter: Lianna Leticia


Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya