Liputan6.com, Jakarta - Area parkir Balai Kota Cirebon digegerkan dengan ratusan burung pipit mati mendadak. Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, dugaan sementara akibat faktor cuaca ekstrem.
Dari keterangan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) setempat, ratusan burung pipit yang diketahui berjenis Bondol Peking (Lonchura Punctulata) tersebut memang kerap bertengger di antara pepohonan di sekitar Balai Rakyat Kota Cirebon.
Advertisement
Sebelum ditemukan ratusan bangkai burung pipit bertebaran di area parkir, hujan deras terjadi di Kota Cirebon.
"Ini pertama kalinya dan tidak tahu apa penyebabnya," kata salah seorang pegawai sembari mengangkat bangkai burung, Selasa, 14 September 2021.
Sebelumnya, kejadian serupa sempat pula dilaporkan terjadi di Bali belum lama ini.
Berikut perkembangan terkini kematian massal burung Pipit di Cirebon dihimpun Liputan6.com:
1. Penyebab Kematian Belum Pasti
Peneliti Burung Indonesia, Ferry mengatakan kondisi normal burung pipit akan berangkat dari tenggeran pohon dan keluar. Mereka berkelompok mencari makan di persawahan hingga padang rumput atau semak.
"Ketika sore menjelang malam mereka kembali ke tenggeran di pohon besar biasanya. Kadang berbaur dengan jenis bondol lain," ujar Ferry.
Dia juga mengatakan, dari pengamatan sementara jenis burung yang mati di kawasan Balai Kota Cirebon yakni Bondol Peking (Lonchura Punctulata).
Ferry mengaku tidak bisa memberi banyak komentar karena belum ada kajian ilmiah dari petugas karantina satwa setempat.
Advertisement
2. Sampel Burung Diperiksa
Untuk mengetahui penyebab kematiannya, Tim Medis Veteriner Dinas Ketahanan Pangan Pertanian Dan Perikanan (DKPPP), Kota Cirebon, Jawa Barat akan mengambil sampel burung pipit tersebut.
"Kita ambil sampel terlebih dahulu, untuk memastikan penyebab kematian masal burung pipit ini," kata Tim Medis Veteriner DKPPP Kota Cirebon Tri Angka di Cirebon, Selasa, 14 September.
Ia mengatakan sampel yang diambil, nantinya akan dibawa ke laboratorium untuk diuji. Tri mengatakan, uji sampel butuh waktu karena harus dikirim ke laboratorium yang berada di Bandung atau di Subang.
"Kita akan kirimkan sampel ini ke laboratorium yang berada di Bandung ataupun Subang, untuk mengetahui hasilnya," tuturnya seperti dikutip dari Antara.
Tri mengatakan kematian ratusan burung secara masal itu baru pertama kali terjadi di Kota Cirebon, sehingga butuh pengujian agar diketahui secara pasti penyebab kematiannya. Apakah kematian ratusan burung pipit itu dikarenakan cuaca ekstrem atau akibat pestisida.
3. Diduga Faktor Cuaca Ekstrem
Sementara itu, praktisi konservasi burung Indonesia, Ria Saryanthi memberikan pendapat tentang kematian massal burung Pipit. Hipotesa awal kematian massal burung Pipit atau Bondol itu karena faktor cuaca ekstrem.
Menurut Yanthi pengaruh hujan besar membuat daya tahan tubuh si burung pipit turun sehingga jatuh hingga mati.
"Karena kejadiannya juga mirip-mirip seperti di Bali dan hipotesa awalnya juga mirip," ujar Yanthi saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 14 September 2021.
Cuaca ekstrem adalah faktor penyebab utama yang membuat daya tahan tubuh si burung diduga melemah. Bulu-bulu pada tubuh si burung tidak mampu menahan dinginnya cuaca dan air hujan yang menetes deras.
"Tidak menutup kemungkinan juga terkena petir karena burung bertengger di pohon tinggi besar hujan lebat sehingga mereka jatuh," ujar dia.
Lesty Subamin
Advertisement