Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat lonjakan penghimpunan dana dari pasar modal hingga Agustus 2021. Tercatat penghimpunan dana dari pasar modal mencapai Rp 257,9 triliun.
Ketua OJK, Wimboh Santoso mengatakan, penghimpunan dana dari pasar modal yang mencapai Rp 257,9 triliun hingga 31 Agustus 2021 naik signifikan dibandingkan 2020.
Advertisement
"Dari sisi suplai penghimpunan pasar modal hingga 31 Agustus 2021 Rp 257,9 triliun, ini di luar dugaan. Sebelumnya pada 2020 Rp 118 triliun," ujar Wimboh saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (15/9/2021).
Ia menuturkan, penghimpunan dana dari pasar modal itu termasuk 35 perusahaan yang baru melakukan penawaran umum perdana pada 2021.
"Capaian ini luar biasa, dan ini masih ada di pipeline beberapa bulan ke depan sudah tercatat 80 penawaran umum yang sedang dalam proses Rp 40,79 triliun,” kata dia.
Wimboh menambahkan, penghimpunan dana dari pasar modal itu akan bertambah. Ia mengatakan, penghimpunan dana dari pasar modal pada 2021 hal yang luar biasa sehingga menunjukkan optimisme ke depan terutama untuk investor.
Selain itu, ia mengatakan, penghimpunan dana tersebut juga banyak dari sektor yang berkaitan dengan startup digital. "Di antara banyak sektor raising fund berkaitan dengan startup digital masih marak, bisnis besar ke depan,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penghimpunan Dana dari Pasar Modal Masih Ramai pada Semester II 2021
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan, perusahaan masih antusias untuk menggalang dari pasar modal. Hal ini seiring stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021.
BEI menyampaikan terdapat 30 perusahaan yang berada pada pipeline saham bursa dengan total dana yang direncanakan untuk dihimpun sebesar Rp 9,6 triliun hingga 3 September 2021.
Sedangkan obligasi dan sukuk sudah 26 emisi yang berada pada pipeline bursa. Obligasi dan sukuk itu akan diterbitkan oleh 17 perusahaan. Total emisi obligasi dan sukuk yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut sebesar Rp 24,84 triliun.
Selain itu, perusahaan yang bermaksud menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang sudah ada di pipeline mencapai 44 perusahaan dengan total dana rights issue yang direncanakan sebesar Rp 116,57 triliun.
"Berdasarkan catatan kami atas dokumen yang disampaikan calon perusahaan tercatat saham, obligasi dan sukuk, sebagian besar direncanakan akan tercatat pada 2021," tutur Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Selasa, 7 September 2021.
Nyoman menuturkan, perusahaan masih antusias untuk menghimpun dana di pasar modal. Hal tersebut dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline bursa, menurut Nyoman, jumlahnya masih relatif baik.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami juga masih menerima permohonan pencatatan saham. Antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal dinilai masih terjaga baik, didorong oleh stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021," ujar dia.
Nyoman mengatakan, penawaran umum saham, obligasi dan sukuk masih terus bertumbuh dengan baik. Hal ini dengan mempertimbangkan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
"Respons pasar sampai saat ini dinilai positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat di bursa," kata dia.
Advertisement