Keren, Bupati Perempuan Pertama Purbalingga Lantik Sekda Perempuan Pertama

Bagi Tiwi, sapaan karib Bupati Purbalingga, dan juga Herni, keterwakilan perempuan pada posisi puncak jabatan memiliki makna khusus

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 16 Sep 2021, 14:00 WIB
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi melantik Sekda Purbalingga Herni Sulasti SH MH CfrA. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Liputan6.com, Purbalingga - Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, melantik Herni Sulasti SH MH CfrA sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purbalingga di Pendapa Dipokusumo, Rabu SORE (15/9/2021). Herni menjadi perempuan pertama dalam sejarah Purbalingga yang menjabat sebagai sekda.

Bagi Tiwi, sapaan karib Bupati, dan juga Herni, keterwakilan perempuan pada posisi puncak jabatan memiliki makna khusus. Bagi Tiwi, terpilihnya Herni menunjukkan ada kesetaraan gender di Purbalingga.

"Baru pernah dalam sejarah Purbalingga ini bupati dipimpin perempuan, nah ini sekdanya juga perempuan, artinya semua pimpinan di Purbalingga didominasi perempuan," kata Tiwi usai pelantikan.

Namun Tiwi tak mau melewatkan momen bersejarah ini sebatas euforia. Ia ingin membuktikan kepemimpinan perempuan juga bisa berkontribusi pada kemajuan daerah.

"Ini tantangan. K ami harus membuktikan kepada masyarakat Purbalingga bahwa walaupun perempuan kami bisa kerja, walaupun perempuan kami bisa membawa perubahan bagi Purbalingga," ujarnya optimistis.

Hernipun memaknai kepemimpinan perempuan sebagai tantangan. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama di ranah publik.

Di sisi lain, perempuan yang sebelumnya menjabat Inspektur Inspektorat Banyumas ini menilai kepemimpinan perempuan ini menunjukkan Purbalingga sebagai kabupaten yang ramah gender.

Kesempatan ini ingin ia jadikan pelajaran untuk semua, khususnya kaum hawa bahwa kehidupan perempuan tidak sebatas wilayah domestik yang dalam istilah jawa sumur, kasur dan dapur saja. Namun juga area publik dalam berbagai bidang yang selama ini didominasi laki-laki.

"Wanita itu bisa, tidak ada perbedaan. Sama dalam hal bekerja dan berkontribusi bagi pemerintah," ucapnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Cegah Tindak Pidana Korupsi

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi melantik Sekda Purbalingga Herni Sulasti SH MH CfrA. (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)

Herni Sulasti resmi menjabat Sekda Purbalingga pada Rabu (15/9/2021). Pada awal menjabat, Herni langsung menerima setumpuk pekerjaan rumah dari Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, satu di antaranya mencegah tindak pidana korupsi.

Pesan bupati ini bisa dipahami mengingat Purbalingga memiliki riwayat kelam terkait kejahatan yang tergolong luar biasa itu. Pada periode sebelumnya, KPK menyeret bupati Tasdi karena kasus suap proyek infrastruktur.

Selain itu, Kejaksaan Negeri Purbalingga juga menjebloskan dua pejabat di Dinas Lingkungan Hidup ke dalam bui lantaran kasus korupsi. Terbaru, kasus korupsi juga menjerat Camat Purbalingga yang kini berstatus tersangka.

Sederet perkara ini membuat langkah maju pemerintahan Bupati Dyah Hayuning Pratiwi makin berat. Tak ayal, skor Monitoring Centre of Prevention (MCP) Kabupaten Purbalingga kini berada pada angka 77.

Sebagai pembanding, MCP kabupaten tetangga, Banyumas, mendapat skor 90. MCP adalah sistem pengawasan dan pengendalian yang dibuat KPK untuk mencegah tindak pidana korupsi.

Dengan latarbelakang ini, Bupati menjadikan pencegahan korupsi sebagai agenda prioritas untuk Sekda terlantik. Ia ingin sekda bergerak cepat membangun sistem pengawasan dan pengendalian internal untuk mencegah tidak pidana korupsi.

"Jangan sampai ke depan ada pejabat di Purbalingga yang masuk bui karena penyelewangan anggaran dan sebagainya," kata Bupati.

 


RAPBD 2022

Selain pesan pencegahan korupsi, Sekda yang baru ini juga mendapat pekerjaan rumah untuk mempersiapkan RAPBD tahun 2022, pengisian jabatan seselon II dan III, pembangunan mal pelayanan publik, dan penuntasan proyek strategis daerah. Bupati memberi tenggat waktu 3,5 tahun, atau selama sisa masa jabatan bupati.

Menanggapi harapan tinggi yang dibebankan bupati, Herni menyatakan akan bekerja secara maraton. Terkait pencegahan korupsi, pertama ia akan memetakan sejauh mana potensi yang dimiliki. Dari potensi ini, ia dan tim dari jajaran dinas akan berkolaborasi mengejar batas maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya.

"Pencegahan korupsi dengan MCP kita harus naik dari 77, kita akan genjot. Jadi hitung dulu potensinya lalu kami laporkan kepada Bupati, ini yang harus kita capai dan kami harus capai itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya