Liputan6.com, Jakarta - Serangan asteroid 66 juta tahun lalu di Meksiko menyebabkan kehancuran massal di seluruh dunia yang mengakibatkan kepunahan dinosaurus dan sekitar 76 persen kehidupan tumbuhan dan hewan.
Serangan itu menyebabkan gempa bumi, tsunami dan kebakaran hutan, diikuti oleh kegelapan selama 10 tahun ketika awan abu menghalangi matahari.
Baca Juga
Advertisement
Namun, ular berhasil lolos dari peristiwa kepunahan massal yang berkembang menjadi 3000 atau lebih spesies yang dikenal saat ini, seperti melansir Nine News, Rabu (3/11/2021).
Para ilmuwan mengatakan ular-ular itu berhasil bertahan hidup dengan bersembunyi di bawah tanah dan bertahan lama tanpa makanan. Spesies lain yang bertahan termasuk beberapa mamalia, burung, katak dan ikan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dinosaurus Dapat Hidup Jika Asteroid Tak Menyerang
Para peneliti di Universitas Bath, Inggris mengatakan jika serangan asteroid tidak terjadi, kecil kemungkinan spesies yang kita kenal sekarang masih hidup.
"Dalam lingkungan runtuhnya rantai makanan ini, ular mampu bertahan dan berkembang, dan mereka mampu menjajah benua baru dan berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan cara baru," kata pemimpin penelitian, Dr Catherine Klein.
"Kemungkinan tanpa dampak asteroid ini, mereka tidak akan seperti sekarang ini."
Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, dapat melacak kembali semua ular hidup hingga mereka yang selamat dari asteroid.
Ular yang berkembang saat itu termasuk yang hidup di bawah tanah atau di lantai hutan, dan di air tawar, kata para ilmuwan.
Mereka berevolusi pertama ke Asia sebelum ke seluruh dunia, karena kemampuan mereka untuk bertahan hidup tanpa makanan dalam jangka waktu yang lama dan dengan sedikit persaingan dari hewan lain.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement