9 Negara Termasuk Indonesia Komunikasi ke Taliban, Minta Bentuk Pemerintahan Demokratis

Kekuasaan Taliban atas Afghanistan menjadi sorotan semua negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2021, 13:34 WIB
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dengan puluhan anggota bersenjatanya. (AP Photo/Zabi Karimi)

Liputan6.com, Jakarta - Voice of Indonesia (VOI) menggelar Diplomatic Forum dengan tema “Situasi Geopolitik Dunia Pasca Taliban Berkuasa di RedTop Hotel, Pecenongan, Jakarta pada Kamis 16 September 2021.

Forum tersebut dihadiri oleh empat pembicara, yakni Mr. Muhammad Faisal Fayyaz, Deputy Head of Mission Kedutaan Besar Pakistan, Wisnu Widiyantoro, Negosiator Perdagangan Ahli Muda Sub Koordinator Asia Selatan dan Tengah, Direktorat Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan dan Teguh Santosa, pengamat Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Forum yang berlangsung kurang lebih selama satu jam setengah membahas bagaimana situsi geopolitik dunia, situasi pemerintahan Taliban, dan bagaimana kelangsungan Afghanistan di tangan Taliban.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pakistan Tak Sanggup Menampung Pengungsi Afghanistan

Aktivitas pengungsi Afghanistan di kamp pengungsian Palang Merah Italia, Avezzano, Italia, Selasa (31/8/2021). Kamp karantina ini diperkirakan akan ditutup dalam seminggu ke depan karena karantina berakhir dan mereka dipindahkan ke struktur lain untuk mengajukan suaka. (AP Photo/Andrew Medichini)

Sejak Taliban berhasil menguasai Afghanistan, kelompok militan itu berkomitmen untuk membentuk pemerintahan yang inklusif setelah berhasil merebut kekuasaan, kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Kekuasaan Taliban di Afghanistan disorot oleh berbagai negara, lantaran ini bukan hanya persolaan internal Afghanistan, tetapi juga menjadi masalah banyak negara.

Misalnya Pakistan, Pakistan menjadi salah satu negara yang menampung pengungsi Afghanistan terbanyak. Sementara ini, total pengungsi Afghanistan di Pakistan sebanyak 3 juta orang, klaim Faisal dalam forum tersebut.

Faisal mengatakan bahwa kemampuan Pakistan dalam menampung pengungsi sangat terbatas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sosial serta masalah ekonomi. Terlebih, Pakistan memiliki warga negara yang harus diperhatikan juga.

Di Indonesia sendiri, Indonesia dan Afghanistan memiliki hubungan kerjasama yang cukup baik. Bahkan, pada 2018 silam, Presiden Joko Widodo pernah mengunjungi Afghanistan hanya untuk bertemu Presiden Ashraf Ghani.


Taliban Didesak Membangun Pemerintahan yang Demokratis

Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyebut Presiden Afghanistan Ghani telah pergi ke Tajikistan. (AP Photo/Zabi Karimi)

Sejak Amerika Serikat memutuskan meninggalkan Afganistan, dapat dibilang Afghanistan menjadi sendirian, yang membuat Taliban semakin memiliki kekuatan untuk menguasai Afghanistan. Hal itu bukan hanya menjadi masalah untuk Afghanistan, tetapi juga masalah untuk dunia.

Sejauh ini, sudah ada sembilan negara yang mulai berkomunikasi intens dengan Taliban, yakni China, Rusia, Qatar, Turki, Jerman, Inggris, Pakistan, India, dan Indonesia. Banyak dari mereka, meminta untuk Taliban membentuk pemerintahan yang demokratis.

“Seluruh dunia, semua dari kami menginginkan demokrasi Taliban di Afghanistan,” ujar Teguh Santosa. “Kami tidak peduli sapa yang akan menjadi presiden, dan seperti apa bentuk pemerintahannya”.

Teguh juga mengatakan bahwa masalah Taliban ada pada perilaku dalam menggunakan kekuatannya.

 

Reporter: Cindy Damara


Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya