Liputan6.com, Jakarta Ahli mikrobiologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Dr. Mia Miranti menyampaikan bahwa vaksin Merah Putih yang dikembangkan di indonesia ternyata berbeda-beda sumber (seed) vaksinnya.
Menurutnya, hal ini bergantung dari institusi yang mengembangkannya.
“Contoh yang paling cepat selesai diteliti dan siap uji klinik paling cepat mulai Agustus 2021 adalah kandidat vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia,” kata Mia kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Kamis (16/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Unair dibuat dari inactivated virus corona yang diisolasi di indonesia.
Sementara vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Eijkman menggunakan seed vaksin subunit protein rekombinan ekspresi protein spike. Baru akan uji pre-klinis November 2021.
Yang Dikembangkan Unpad
Di sisi lain, vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unpad menggunakan seed vaksin protein rekombinan dan peptida, IgY anti- RBD spike Sars-CoV-2, lanjut Mia.
“Unpad baru mengajukan izin uji ke hewan untuk uji coba dan uji toksisitas.”
Ada pula vaksin yang bukan Merah Putih dan juga dikembangkan di indonesia adalah vaksin Nusantara. Vaksin ini sangat berbeda dengan vaksin Merah Putih karena menggunakan sel dendritik sebagai seed vaksin. Sel dendritik adalah salah satu sel imun tubuh manusia.
Advertisement
Metode Pembuatan Vaksin di Unpad
Mia juga menjelaskan terkait metode pembuatan vaksin Merah Putih di Unpad.
Menurutnya, metode yang digunakan adalah mengisolasi Imunoglobulin Yolk (IgY) dari kuning telur ayam yang telah disuntik antigen protein Sars-CoV-2.
Selanjutnya antibodi dari kuning telur tersebut dimurnikan dan digunakan sebagai vaksin pasif yang prinsip kerjanya sama seperti plasma konvalesens.
Terkait efektivitas vaksin Merah Putih, Mia mengatakan bahwa ada kemungkinan vaksin terpengaruh oleh mutasi COVID-19 yang bisa terjadi di masa mendatang.
“Selama virus COVID-19 bermutasi memang akan berpengaruh terhadap kinerja vaksin Merah Putih. Artinya bisa jadi vaksin Merah Putih yang dibuat sekarang jadi tidak efektif untuk mencegah virus yang bermutasi di beberapa waktu yang akan datang,” pungkasnya.
Infografis Vaksin COVID-19 Terbukti Efektif Kurangi Tingkat Kematian
Advertisement