Liputan6.com, Jakarta - Ribuan masyarakat Indonesia yang positif Covid-19 terpantau masih berkeliaran melakukan berbagai aktivitas di ruang publik berdasarkan data dari aplikasi PeduliLindungi.
Pemerintah pun mengajak masyarakat agar meningkatkan kesadaran untuk menghindari aktivitas di ruang publik saat masih positif terinfeksi Covid-19. Mengingat hal itu dapat membahayakan orang lain.
Advertisement
Berdasarkan data aplikasi PeduliLindungi, tercatat 3.830 orang positif Covid-19 masihberaktivitas di tempat-tempat umum seperti mal, pabrik, pusat perdagangan, transportasi publik, dan tempat wisata.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, pemerintah bekerja sama dengan Satgas Covid-19 di fasilitas publik dan Dinas Kesehatan tiap daerah untuk merujuk orang yang terjaring atau masuk ke kategori hitam agar segera dipindahkan ke fasilitas isolasi terpusat (isoter) terdekat.
"Pemerintah terus memantau dan menindak setiap individu yang terdeteksi sebagai kategori hitam atau bersatus positif Covid-19 dalam aplikasi PeduliLindungi tetapi masih mencoba beraktivitas di ruang publik," ujar Johnny melalui keterangan tertulis, Kamis (16/9/2021).
Dia juga meminta kepada para petugas jaga pintu masuk untuk memperketat pengawasan agar warga positif Covid-19 tidak lolos pemeriksaan.
Di sisi lain, kata Johnny, masyarakat juga diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak nekat bepergian apabila positif Covid-19 agar treatment penyembuhan pun berlangsung optimal.
"Aktivitas di luar ruangan jelas sangat beresiko membahayakan kesehatan orang lain. Pemerintah meminta masyarakat untuk ikut meningkatkan kesadaran dan bertanggung jawab dengan menghindari risiko penularan ke orang lain," papar dia.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Cegah Lonjakan Kasus Covid-19
Menurut Johnny, berbagai upaya ini dilakukan untuk menghindari lonjakan kasus Covid-19 yang pernah terjadi pada pertengahan Juni-Agustus 2021.
Pada periode itu, kata dia, peningkatan kasus bukan hanya disebabkan oleh penyebaran varian Delta, tetapi juga aktivitas sosial ekonomi yang tidak diimbangi dengan disiplin protokol kesehatan.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi juga kembali mengingatkan gelombang Covid-19 selanjutnya dapat terjadi.
Apalagi saat ini muncul ancaman varian-varian baru yang mungkin masuk dari luar negeri atau justru muncul dari dalam negeri yang mempengaruhi tingkat penularan dan kemanjuran vaksin.
"Oleh karena itu, kita tidak boleh lengah. pandemi belum usai, tetap patuhi protokol kesehatan dan tingkatkan cakupan vaksinasi kita," jelas Nadia.
Advertisement