Nadiem Makarim: Saya Mohon Pemda Selamatkan Anak-anak dari Learning Loss

Nadiem menuturkan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan bisa berdampak besar dan permanen, sehingga bisa menyebabkan anak-anak Indonesia tidak bisa mengejar ketertinggalan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 16 Sep 2021, 22:17 WIB
Menteri Nadiem Makarim saat memberikan sambutan pada peresmian revitalisasi gedung SMK Negeri 2, 5, dan 6 Surakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim meminta pemerintah daerah (Pemda) agar turut mendukung pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan mempercepat vaksinasi Covid-19 terhadap guru dan tenaga kependidikan.

"Kami mohon sekali kepada daerah untuk menyelamatkan anak-anak kita yang mengalami learning loss. Generasi ini akan sangat sulit untuk mengejar ketertinggalan ke depannya. Kami harap percepatan penuntasan vaksinasi PTK bisa menjadi dorongan untuk mengembalikan anak ke sekolah secara terbatas,” ujar Nadiem Makarim dalam keterangannya, Kamis (16/9/2021).

Nadiem menuturkan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan bisa berdampak besar dan permanen, sehingga bisa menyebabkan anak-anak Indonesia tidak bisa mengejar ketertinggalan dan penurunan capaian pembelajaran atau learning loss.

Dampak tersebut antara lain dilihat dari aspek putus sekolah, penurunan capaian pembelajaran, dan kesehatan mental serta psikis anak-anak, di mana semuanya bisa menjadi risiko yang lebih besar dibandingkan risiko kesehatan. 


Learning Loss

Nadiem menjelaskan, pandemi Covid-19 telah menyebabkan learning loss yang sangat signifikan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh INOVASI dan Pusat Penelitian Kebijakan (Puslitjak) Kemendikbudristek, pendidikan di Indonesia sudah kehilangan 5-6 bulan pembelajaran per tahun.

Kemudian riset Bank Dunia dengan topik yang sama menyatakan, dalam kurun waktu 0,8 sampai dengan 1,3 tahun, compounded learning loss dengan kesenjangan antara siswa kaya dengan siswa miskin meningkat 10 persen. 

Riset juga menyatakan bahwa tingkat putus sekolah di Indonesia meningkat sebesar 1,12 persen, di mana angka tersebut 10 kali lipat dari Angka Putus SD Tahun 2019. Bank Dunia memperkirakan, saat ini di Indonesia ada 118.000 anak usia SD yang tidak bersekolah. Angka tersebut lima kali lipat lebih banyak daripada jumlah Anak Putus SD Tahun 2019.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya