Liputan6.com, Surabaya - Kalapas I Surabaya Kanwil Kemenkumham Jatim, Gun Gun memaparkan capaian jajarannya. Menurutnya, sudah banyak perubahan yang dilakukan jajarannya.
Gun Gun menyampaikan, pihaknya terus membenahi sarana dan prasarana sehingga pengguna layanan semakin nyaman.
Advertisement
“Pelayanan kami one stop service, jadi cukup di satu ruangan, semua urusan beres,” ujar Gun Gun, Jumat (17/9/2021).
Selain itu, Gun Gun juga menekankan pembinaan perubahan mindset dan culture set melalui program NGASO (Ngaji Solat Bareng). Dengan begitu, tercipta kekompakan dan pegawai maupun warga binaan menjadi lebih religius.
Tidak itu saja, pihaknya juga meluncurkan program pelayanan kesehatan keliling. Maklum, karena lokasi yang luas, warga binaan jarang yang melapor ketika sakit.
“WBP yang sakit kita jemput, selesai dirawat kita antar ke bloknya,” terang Gun Gun.
Dari sisi keamanan, Lapas Surabaya punya Tim Macan Kumbang. Tim ini sangat mobile dan dilatih agar cepat menyelesaikan masalah keamanan dan ketertiban lapas. Selain senjata lengkap, tim khusus ini juga menggunakan mobil mini untuk operasional.
“Tim ini akan langsung tanggap ketika ada masalah atau potensi masalah, namun tetap dengan cara-cara yang humanis,” urai Gun Gun.
Pria asli Bandung ini lantas menceritakan hasil pembinaan warga binaan. Mulai hasil bumi seperti terong, cabai, budidaya lele hingga olahan tahu nigarin serta industri mebel.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perlu Lebih Banyak Pembenahan
Tim Penilai Internal (TPI) dari Inspektorat jenderal Kemenkumham yang dipimpin Inspektur Wilayah VI Marasidin Siregar mengapresiasi paparan dari Gun Gun. Namun, masih banyak yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi Tim Penilai Nasional (TPN).
Marasidin berpesan agar Lapas Surabaya bersiap menghadapi mysterious shopper yang bisa datang kapan saja untuk mengecek komitmen dari satker.
“Seluruh informasi terkait inovasi hendaknya diunggah di website maupun media sosial yang dikelola lapas,” ujar Marasidin.
Advertisement