Liputan6.com, Jakarta - Spesies primata seperti seekor induk kera atau monyet yang bayinya mati, akan merawat dan menggendong jasad kecil itu selama berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan bahkan ketika mulai membusuk dan menjadi mumi. Sebuah studi baru menemukan perilaku menyedihkan itu lebih luas dari yang diperkirakan.
Dilansir Live Science, Rabu (15/9/21), peneliti melakukan analisis pertama untuk membandingkan lebih dari 400 kasus induk primata yang didokumentasikan berinteraksi dengan bayi mereka yang mati, mengumpulkan contoh lebih dari satu abad untuk pengamatan yang mencakup 50 spesies primata.
Para ilmuwan menciptakan sebuah studi baru "database terbesar tanggapan induk primata terhadap kematian bayi mereka", selain itu mereka juga menemukan bahwa faktor-faktor seperti usia induk dan bayi, serta kematian anak yang tiba-tiba dapat membentuk tindakan seorang induk terhadap bayinya setelah bayi itu meninggal.
Baca Juga
Advertisement
Elisa Fernandez- Fueyo, seorang ahli primata dan mahasiswa pascasarjana di Departemen Antropologi di Univesity College London (UCL) di Inggris mengatakan, para ilmuwan telah menerbitkan jasad bayi yang dibawa oleh primata sejak awal abad ke-20, salah satu akun pertama berasal dari tahun 1915 di Journal of Animal Behavior.
Dalam penelitian tahun 1915, ahli primata dan psikolog Robert Yerkes melaporkan kasus induk kera yang menggendong jasad bayinya, telah mati selama lima minggu.
Fernandez-Fueyo mengatakan kepada Live Science, perilaku induk adalah manifestasi dari naluri keibuan. Untuk studi baru, penulis menganalisis laporan yang berasal dari tahun 1915 hingga 2020 tentang monyet, kera, bushbabies, dan lemur yang merawat anak mereka yang sudah mati.
Dalam penelitian, sekitar 80% dari spesies tersebut menunjukkan perilaku membawa jasad. Namun, aktivitas ini paling sering dilaporkan pada kera besar, kerabat primata dan monyet dunia lama. Kedua kelompok primata itulah yang membawa bayi mereka setelah kematian untuk jangka waktu yang paling lama.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alasan Spesies Primata Membawa Jasad Bayinya
Dilansir Live Sicence, pada Maret 2020, peneliti menggambarkan 12 kasus induk babon di alam liar yang menggendong bayi mereka yang mati selama 10 hari. Pada tahun 2017, seekor kera betina (genus monyet dunia lama) di taman margasatwa Italia membawa bayinya yang mati selama empat minggu, akhirnya mengkanibal jasad mumi itu.
Dan pada tahun 2003, setelah dua bayi simpanse meninggal karena penyakit pernapasan, ibu mereka membawa jasadnya selama berbulan-bulan.
Fernandez-Fueyo mengatakan, seekor lemur yang menyimpang dari kelompok primata lain lebih dari 60 juta tahun yang lalu, mereka tidak membawa bayi yang sudah mati. Namun, ibu lemur masih ditemukan mengekspresikan kesedihan melalui perilaku lain, seperti kembali ke jasad atau memberikan panggilan kontan antara ibu dan bayi.
Menurut penelitian, spesies yang enggan menyerahkan bayinya yang telah mati terjadi karena penyebab kematian bayi tidak terlihat jelas, seperti mati karena penyakit bukan karena cedera traumatis, atau bahkan ibu masih muda dan memiliki pengalaman lebih sedikit dengan kematian. Membawa jasad bayinya menunjukkan kekuatan hubungan emosional antara ibu dan bayi.
Kecemasan yang dimiliki oleh para induk primata menjadi pemicu untuk membawa jasad bayinya. Faktanya, beberapa induk primata yang menggendong bayinya yang sudah mati menunjukkan bahwa itu cara untuk mengatasi stres terkait kehilangan bayinya.
Penulis : Alicia Salsabila
Advertisement