Liputan6.com, Jakarta - Usai kebakaran hutan dekat pegunungan Alpen di California, Amerika Utara, bara api dan abu yang melintasi langit menembus perairan biru Danau Tahoe. Beberapa masyarakat sekitar yang telah kembali setelah evakuasi, menemukan garis-garis hitam yang diduga adalah abu akibat kebakaran tersebut.
Masyarakat berasumsi bahwa kebakaran hutan ini menimbulkan efek yang lebih lama daripada efek yang ditimbulkan kebakaran biasanya. Para ilmuwan mengatakan terlalu cepat jika menarik kesimpulan akan terjadi kerusakan abadi akibat kebakaran hutan di Danau Tahoe, tetapi para ilmuwan dan Dewan Penasihat Ilmu di Tahoe segera melakukan pertemuan untuk membahas studi masa depan pada Kamis 16 September 2021 lalu.
Dilansir dari AP, Sabtu (18/9/2021), para ilmuwan ini didanai oleh pemerintah California, Nevada dan asosiasi untuk menyelamatkan Danau Tahoe, mereka sedang meneliti kejernihan danau dan keanekaragaman hayati setelah kebakaran hutan terjadi. Mereka menggunakan wadah yang diisi dengan kelereng kaca untuk menangkap dan mengukur jumlah partikel dan polutan dari kebakaran hutan yang telah menodai perairan yang bening ini.
Para ilmuwan mempelajari bagaimana partikel dapat memasuki danau, bagaimana partikel tersebut dapat bergerak di sekitarnya, dan pengaruhnya terhadap produksi alga atau ganggang. Kejernihan Danau Tahoe yang ikonik dapat bervariasi, namun, rata-rata Danau Tahoe dapat terlihat kejernihannya sedalam 20 meter di bawah permukaan air.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Kebakaran Hutan
Selama musim kebakaran, para ilmuwan yang ditempatkan di dekat pusat danau hanya dapat melihat sejauh 15 meter di bawah permukaan air. Menurut Geoff Schladow, profesor dari teknik sipil dan lingkungan serta Direktur Universitas California, ini bisa saja disebabkan oleh partikel, ganggang atau hanya kurangnya sinar matahari.
“Saya merasakan, dalam beberapa hal, mungkin terlihat lebih buruk daripada yang sebenarnya,” kata Schladow.
Asap dari kebakaran hutan California Utara telah menyelimuti cekungan Danau Tahoe dalam beberapa tahun terakhir. Namun, menurut para ilmuwan, intensitas api telah membesar karena sebagian diakibatkan oleh perubahan iklim.
Asap yang telah berada di atas danau selama dua hingga tiga bulan dalam dua musim setelah kebakaran terakhir, telah membuat banyak penduduk dan turis yang tidak mempunyai harapan untuk mengunjungi danau biru dengan udara pegunungan Alpen yang bersih. Para ilmuwan mengatakan banyaknya asap kebakaran hutan yang berlangsung lama dapat merusak kejernihan danau.
"Sumber utama kami akibat penurunan kejernihan danau cukup dipahami dengan baik," kata Allison Oliver, seorang ahli ekologi di Komisi Perikanan Skeena di Kanada Barat, yang mempelajari bagaimana sungai dan anak sungai mengirimkan sedimen keruh ke Danau Tahoe setelah Kebakaran Angora 2007.
Dalam beberapa hari, asap telah menghapus pemandangan pegunungan dan membungkus perairan danau yang jernih, selain itu juga meninggalkan bau asap pada pakaian, mobil, bahkan di bawah kuku. Asosiasi yang terkenal dengan stiker "Keep Tahoe Blue", segera mengejar proyek restorasi lingkungan untuk menjaga kejernihan danau, mencegah erosi, dan menanam kembali tanaman yang terkena dampak kebarakan tersebut.
Para ilmuwan khawatir Danau Tahoe menyerap partikel-partikel kecil dalam asap, kata Sudeep Chandra, seorang profesor biologi dan direktur Global Water Center di University of Nevada. Chandra mengatakan upaya untuk menjaga kejernihan danau melalui pemulihan sungai, mencegah erosi dan mendorong reboisasi. Namun, setelah ia melihat seberapa banyak asap akibat dari kebakaran hutan, Dixie California, ia mempertanyakan nasib danau Tahoe dan memperhitungkan jika terjadi perubahan iklim yang lebih luas.
Penulis : Vania Dinda Marella
Advertisement