Hore, Umbi Cilembu Sumedang Tembus Pasar Ekspor Singapura

Ekspor perdana ubi jalar asal Cilembu, Kabupaten Sumedang ini cukup membanggakan, di tengah perlambatan ekonomi masyarakat saat ini akibat pandemi Covid-19.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Sep 2021, 07:00 WIB
Ekspor perdana ubi jalar asal Cilembu, kabupaten Sumedang ini cukup membanggakan, di tengah perlambatan ekonomi masyarakat saat ini akibat pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Sumedang - Ubi jalar Cilembu, Asal Sumedang, Jawa Barat berhasil menembus pasar Singapura melalui ekspor perdana ke negeri Singa tersebut oleh PT Bona Vista Hikmah. Total ekspor ubi jalar varietas rancing ini mencapai 8.037 ton,setara USD6,6 juta yang dikirim secara bertahap.

“Hari ini ekspor 10 ton dengan total ekspor 55 ton di bulan ini dan itu baru ke Singapura saja," ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dalam acara pelepasan di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Kamis (16/9/2021).

Menurutnya, ekspor perdana ubi jalar asal Cilembu, kabupaten Sumedang ini cukup membanggakan, di tengah perlambatan ekonomi masyarakat saat ini akibat pandemi Covid-19. “Kita tinggal berpikir bagaimana bisa meningkatkan pembibitan mengacu pasar ekspor,” ujarnya.

Selain itu, mantan Bupati Tasikmalaya itu mengaku bangga diterimanya ubi Cilembu di negeri Singa, sebagai bentuk pengakuan pasar global terhadap produk lokal Jawa Barat.

“Fokus Jabar saat pandemi adalah meningkatkan volume ekspor,” kata dia.

Saat ini ujar dia, produksi ubi jalar di Jawa Barat mencapai 468.743 ton per tahun dari beberapa jenis ubi jalar unggulan di Jawa Barat, seperti ubi cilembu, ubi jepang, ubi ungu, ubi putih, dan ubi manohara.

Sementara luasan penanaman ubi jalar tersebar mulai dari Kabupaten Garut, Kuningan, Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Sukabumi, hingga Kabupaten Sumedang, yang menjadikan mereka sebagai ikon daerah dengan sebutan ‘Hui Cilembu’.

Khusus Sumedang dengan ikon ubi Cilembu, ada dua varietas yakni rancing dan nirkum yang menjadi tanaman unggulan petani dengan luasan area hingga 460 hektare. “Rata-rata produktivitas 17 ton per hektare dan total produksi 7.820 ton per tahun,” kata dia.

Sementara area taman ubi Cilembu tersebar di beberapa daerah mulai Kecamatan Pamulihan, Tanjungsari, Rancakalong, dan Kecamatan Sukasari.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan Ini:


Potensi Ubi Jalar

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dalam acara pelepasan di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Kamis (16/9/2021). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Selain menjual dalam bentuk mentah ubi jalar, Uu berharap kalangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Barat, mampu mengolah ubi jalar menjadi bahan setengah jadi.

“Sudah ada permintaan 2.393 ton ubi jalar senilai USD3,3 juta, tepung ubi jalar, tepung kasar, dan bubuk ubi jalar sebanyak 507,8 ton senilai USD166.499,” papar dia.

Di tengah luasnya pasar ubi saat ini, Uu berharap kehadiran koperasi bisa menjadi mesin penggerak kesejahteraan petani dengan tata pengelolaan manajemen pemasaran yang handal.

“Cara-cara tradisional seiring kemajuan teknologi pertanian, lambat laun harus diubah menjadi pertanian 4.0,” kata dia.

Untuk mendukung mereka, lembaganya ujar dia, siap mendorong inovasi serta penguatan pertanian dari hulu ke hilir, terutama di tengah pandemi COVID-19 saat ini.

“Kalau sektor lain menurun, pertanian justru meningkat dan menjadi penyelamat,” kata dia..

Selain ke Singapura, ubi jalar Jabar juga banyak diekspor ke Hongkong. Tercatat, September tahun lalu, Gubernur Ridwan Kamil melepas 30 ton ubi jalar asal Kabupaten Bandung dengan tujuan salah satu negara di kawasan Asia Timur tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya