Taliban Berkuasa, Xi Jinping Dukung Dialog dengan Afghanistan

Presiden China Xi Jinping mendukung dialog dengan Afghanistan yang dikuasai Taliban.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Sep 2021, 19:37 WIB
Penampil berpakaian seperti petugas penyelamat berkumpul di sekitar bendera Partai Komunis selama pertunjukan gala menjelang peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis China di Beijing, China, 28 Juni 2021. Partai Komunis China akan merayakan HUT ke-100 pada 1 Juli 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Beijing - Presiden Xi Jinping dari China mendukung adanya dialog dengan Afghanistan yang saat ini dikuasai Taliban. Ia juga ingin situasi cepat stabil.

Hal itu ia ungkap dalam pertemuan gabungan Shanghai Cooperation Organization and Collective Security Treaty Organization (CSTO).

"Presiden China Xi Jinping pada Jumat mengajak adanya usaha-usaha untuk mempromosikan transisi yang stabil pada situasi Afghan secepat mungkin, menjalin dialog-dialog dengan Afghanistan, dan menolong rakyat Afghan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan," ujar Presiden Xi, seperti dikutip situs pemerintah Xinhua, Jumat (17/9/2021).

Xinhua tidak menyebut nama Taliban dalam berita itu.

Sebelumnya, China juga sebetulnya sudah menjalin hubungan dengan Afghanistan. Pimpinan Taliban pun sudah sempat mengunjungi China.

Kedutaan Besar China di Kabul juga masih beroperasi, berbeda dari kedutaan-kedutaan negara barat yang memilih evakuasi.

Acara CSTO sebetulnya beranggotan negara-negara eks-Soviet. Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga sempat membahas Taliban di pertemuan tahun ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Vladimir Putin Minta Anggota CSTO Kompak

Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail Klimentyev/Pool Photo via AP)

Bangkitnya kekuasaan Taliban membuat Presiden Vladimir Putin meminta supaya negara-negara anggota CSTO lebih kompak lagi. 

Anggota CSTO terdiri atas: Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgizstan, Rusia, dan Tajikistan. 

Taliban dilarang di Rusia. Kebangkitan kelompok itu lantas menjadi dorongan bagi anggota CSTO untuk lebih akrab. 

"Semuanya setuju terkait kesimpulan bahwa di tengah lingkungan terkini, sebuah kerja sama yang erat dibutuhkan antara negara anggota lebih dari sebelumnya," kata Putin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya