Prancis Tarik Dubes di AS dan Australia Usai Kapal Selam Batal Dibeli

Australia memilih kapal selam buatan AS ketimbang Prancis. Presiden Emmanuel Macron tak terima.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Sep 2021, 09:00 WIB
Patung lilin Presiden AS Joe Biden saat diresmikan di depan Patung lilin Presiden Prancis Emmanuel Macron di museum lilin Musee Grevin di Paris, Selasa (18/5/2021). Museum itu diperkirakan dibuka kembali pada 19 Mei 2021 setelah ditutup berbulan-bulan karena COVID-19. (Christophe ARCHAMBAULT/AFP)

Liputan6.com, Washigton, DC - Prancis menarik duta besarnya dari Amerika Serikat karena tak terima kapal selamanya batal dibeli Australia. Pasalnya, Australia malah memilih kapal selam buatan AS.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Prancis penarikan dubes dilaksanakan. Prancis juga menarik dubes dari Australia.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian berkata keputusan Presiden Emmanuel Macron dapat dijustifikasi karena situasi terkait AS dan Australia bersifat serius.

Le Drian berkata keputusan Prancis untuk membatalkan membeli kapal selam Prancis dan memilih kapal selam nuklir AS merupakan "sikap yang tak bisa diterima antara sekutu dan mitra."

Duta Besar Prancis Philippe Etienne juga telah angkat bicara melalui Twitter. Ia berkata keputusan AS-Australia berdampak kepada visi sebagai sekutu dan terhadap pentingnya Indo-Pasifik bagi Eropa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Joe Biden Ingin Damai

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berjalan dari podium setelah berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). Perang Afghanistan menjadi perang terpanjang Amerika Serikat. (AP Photo/Evan Vucci)

Gedung Putih berkata sedang berkomunikasi dengan erat dengan pejabat-pejabat Prancis mengenai keputusan untuk menarik Dubes Etienne.

AS mengaku paham kenapa Prancis bersikap seperti ini.

"Kami memahami posisi mereka dan akan terus lanjut berkomunikasi dalam hari-hari ke depan untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan kita, sebagaimana telah kita lakukan pada saat-saat lain selama aliansi panjang kita," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Emily Horne.

Horne juga mengingatkan bahwa Prancis adalah sekutu tertua dan terkuat AS, serta kedua negara berbagi nilai-nilai demokrasi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price juga memberikan sentimen serupa dan menekankan pentingnya aliansi kedua negara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya