Vaksin Booster COVID-19 di AS Dianjurkan Hanya untuk Lansia

Vaksin booster COVID-19 dari Pfizer tak boleh digunakan oleh usia muda.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 19 Sep 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi sedang divaksinasi (unsplash)

Liputan6.com, Washington, DC - Panel kesehatan yang menjadi penasihat Badan Obat dan Makanan AS (FDA) memutuskan bahwa vaksin booster COVID-19 dari Pfizer hanya untuk lansia usia 65 tahun ke atas. Artinya, mayoritas populasi tak boleh disuntik vaksin COVID-19 dosis tiga ini.

Berdasarkan laporan AP News, Sabtu (18/9/2021), keputusan panel kesehatan itu berlawanan dengan keingingan Gedung Putih yang ingin vaksin booster segera didistribusikan demi menangkal COVID-19 varian delta.

Kini, peluang generasi X, milenial, hingga generasi Z untuk mendapat vaksin booster dalam waktu dekat nyaris tertutup. Sementara, peluang bagi boomer semakin prospektif.

Alasannya adalah masih kurangnya data keselamatan untuk dosis ekstra, selain itu mayoritas kasus baru juga berasal dari yang belum divaksin, sehingga lebih baik vaksin booster diberikan ke kelompok tertentu saja.

Orang dengan penyakit bawaan didukung untuk mendapatkan vaksin, begitu pula para tenaga kesehatan.

Rekomendasi dari panel itu diberikan kepada BPOM sebelum mengambil keputusan. CDC juga dijadwalkan ikut memberikan pandangan pada pekan depan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Infeksi Akibat Ogah Vaksin

Bendera putih dipajang untuk mengenang orang AS yang meninggal karena COVID-19 dalam instalasi seni sementara seniman Suzanne Brennan Firstenberg 'Di Amerika: Ingat' di National Mall, Washington, AS, Jumat (17/9/2021). Instalasi terdiri dari lebih dari 630.000 bendera. (AP Photo/Brynn Anderson)

Infeksi COVID-19 di AS sedang meningkat. Menurut data Johns Hopkins University, kasus baru dalam 28 hari terakhir sudah tembus 4 juta.

Dr. Amanda Cohn dari CDC berkata pasien yang belum divaksinasi menjadi pemicu lonjakan kasus.

"Pada saat ini jelas bahwa orang-orang yang belum divaksinasi mendorong penularan di Amerika Serikat," ujarnya.

Kathrin U. Jansen, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Pfizer menegaskan pentingnya vaksin booster. Ia menyebut dosis ketiga itu berfungsi untuk mengendalikan penyebaran virus.

Meski demikian, anggota panel kesehatan Dr. Cody Meissner dari Universitas Tufts berpandangan lain.

"Saya tidak berpikir dosis booster akan secara signifikan berkontribusi pada pengendalian pandemi," ujarnya. Ia lantas menekankan bahwa tiap orang harus menerima dua dosis vaksin.

Pihak Gedung Putih berkata siap untuk menyediakan vaksin booster bagi kelompok yang diizinkan ketika proses di BPOM AS selesai pada pekan depan.


Infografis COVID-19:

Infografis Abai Gejala Covid-19 pada Anak Picu Kematian (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya