Liputan6.com, Jakarta Insiden mengerikan terjadi di Bank Nasional Bleufeur di kawasan P29. Dua penjahat bersenjata api, yakni Hero (Nicolas Cage) dan Psycho (Nick Cassavetes) beraksi menggasak uang nasabah.
Meski tanpa perlawanan, salah satu dari keduanya menembak mati tiga kasir, dua satpam, seorang pensiunan kolonel Angkatan Laut, bahkan seorang bocah yang menawarkan permen ke penjahat.
Baca Juga
Advertisement
Psycho berhasil kabur. Apes menimpa Hero yang akhirnya dibui. Suatu hari, Hero menerima status “bebas” dari Gubernur (Bill Moseley). Itulah kisah awal Prisoners of the Ghostland. Berikut review film Prisoners of the Ghostland.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
6 Sumbu Ledak
Kisah pun berlanjut. Status bebas yang dimaksud adalah Hero diizinkan keluar penjara untuk mencari Bernice (Sofia Boutella). Ia kabur ke Ghostland, kawasan yang disebut daerah tanpa pelarian. Untuk memastikan Hero menjalankan tugas, ia diberi kostum khusus dengan enam sumbu ledak.
Dua di dekat alat vital, dua di leher, dan sisanya di pergelangan tangan kanan serta kiri. Pergelangan tangan kirinya dibekali mikrofon spektogram. Hero baru bisa bebas betulan jika Bernice mengonfirmasi dirinya selamat lewat mikrofon. Sialnya, Ghostland merenggut suaranya.
Prisoners of the Ghostland sebenarnya proyek yang digagas sejak lama. Desember 2018, Sion Sono memamerkan debut film berbahasa Inggris-nya ini kepada publik. Namun jalan proyek ini tak semulus perkiraan. Sion dioperasi akibat serangan jantung.
Advertisement
Ingar Bingar Warna-Warni
Hampir setahun kemudian, barulah proyek ini dilanjutkan dengan Bill Moseley dan Sofia Boutella di daftar pemain. Sekilas, Prisoners of the Ghostland sangat menjanjikan. Apalagi, dalam sebuah wawancara, Nicolas Cage menyebut ini salah satu film terliar dalam sejarah kariernya.
Fakta atau sekadar trik dagang? Usai menonton, kami punya sejumlah catatan. Pertama, Sion tampak hati-hati menggarap film ini. Sejumlah detail sinematografi, kostum, tata artistik khususnya dekorasi dan pencahayaan mendapat perhatian lebih.
Daerah kekuasaan Gubernur ingar bingar dengan lampu warna-warni plus cewek-cewek yang dipekerjakan. Set Asia khususnya Jepang dibuat dengan meyakinkan meski di beberapa sudut kentara seperti studio.
Ghostland Yang Hopeless
Ghostland kebalikan dari singgasana sang gubernur. Tone warnanya sejak awal earthy. Berbedu, kumal, kotor menyiratkan hopeless di level tertinggi. Enoch (Charles Glover) sebagai ketua komunitas tanpa harapan ini tak punya daya hingga Hero datang.
Bersamaan dengan terbitnya harapan, warna-warna terang mulai muncul di beberapa titik Ghostland. Set lokasi yang didatangi para tokoh punya kekhasan dan makna-makna tertentu (jika Anda memperhatikan) lebih saksama.
Sayang, Sion agak kedodoran dalam menjaga karakter dan sejumput logika cerita. Khususnya, ketika sumbu ledak yang dipasang di (maaf) salah satu testikel Hero meledak.
Advertisement
Plus Minus Hero
Mungkin Hero punya imunitas tingkat dewa hingga ledakan itu hanya membuat langkahnya sedikit pincang sementara wajah tak memperlihatkan rasa sakit yang kami sendiri mulas membayangkannya.
Atau, memang Prisoners of the Ghostland bergenre aksi fiksi fantasi yang melakukan “kawin campur” dengan noir sehingga sah-sah saja (sedikit) mengabaikan nalar penonton. Patut dicatat, Nicolas Cage sepanjang 2021 membintangi tiga film.
Selain Prisoners of the Ghostland, ada Willy’s Wonderland dan Pig yang kebanjiran pujian kritikus. Bisa Anda bayangkan betapa repotnya membagi waktu, energi, dan pikiran untuk menghidupkan tiga karakter dengan latar berbeda. Lord Nicolas bisa melakukannya.
Karisma Nicolas Cage
Hero dalam Prisoners of the Ghostland tak jelas berasal dari mana, latar keluarganya seperti apa, dan punya kemampuan apa sebagai pahlawan pembawa perubahan.
Yang kami lihat di sepanjang film masih Nicolas Cage, bukan yang lain. Karisma dan aura wajahnya yang meyakinkan kami bahwa dialah harapan dan simbol perubahan dalam film.
Terlepas dari sejumlah catatan yang menyertainya, Prisoners of the Ghostland masih asyik untuk diikuti. Apalagi, babak akhir film ini menyajikan pesta tarung dengan darah lumayan heboh.
Advertisement
Meriahnya Babak Ketiga
Sejumlah karakter memperlihatkan motivasi dan kemampuan yang sebenarnya di babak pamungkas. Berlarut-larut di awal ditebus dengan perang meriah di pengujung. Nuansa politik dan dendam terasa jelas di sana.
Prisoners of the Ghostland bukan film terbaik Nicolas Cage. Namun tetap seru dengan selera humor yang enteng tanpa merusak mood yang dibangun sejak awal. Babak ketiga dijadikan Sion Sono waktu untuk melampiaskan rasa muak terhadap penjahat.
Bak-bik-buk tanpa tedeng aling-aling membuat film ini berakhir dengan melegakan. Prisoners of the Ghostland tidak tayang di bioskop. Anda bisa saksikan secara resmi via KlikFilm mulai bulan ini.
Pemain: Nicolas Cage, Sofia Boutella, Bill Moseley, Nick Cassavetes, Tak Sakaguchi, Charles Glover
Produser: Laura Rister, Michael Mendelsohn, Ko Mori, Reza Sixo Safai, Nate Bolotin
Sutradara: Sion Sono
Penulis: Aaron Hendry, Reza Sixo Safai
Produksi: Untitled Entertainment, XYZ Films, Patriot Pictures
Durasi: 1 jam, 43 menit