Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali untuk membangun pusat pelatihan atau training camp dengan sport sciente untuk para atlet disabilitas.
Selain itu, Jokowi meminta Kemenpora membangun sentra-sentra olahraga di 10 provinsi seluruh Indonesia.
Advertisement
"Jadi Pak Presiden, Pak Jokowi, memberi arahan dan perintah kepada saya untuk segera membangun training camp atau pemusatan latihan buat atlet-atlet paragames kita atau atlet difabel kita dengan fasilitas yang lengkap," kata Amali sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Minggu (19/9/2021).
Menurut dia, langkah tersebut sebagai bentuk perhatian dan dukungan pemerintah kepada atlet disabilitas. Amali menyebut Jokowi tak ingin ada perbedaan fasilitas olahraga yang diberikan kepada atlet olimpiade dan paralimpiade.
"Sekarang dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), kita memberi tempat yang sama, yang setara antara atlet olimpiade dan atlet paralimpiade," jelasnya.
Usung Kesetaraan
Amali meyakini kesetaraan yang diusung dalam DBON tersebut akan membangkitkan semangat dari para atlet disabilitas. Tak hanya itu, kehadiran DBON diharapkan dapat mempermudah pencarian dan pembinaan talenta atlet disabilitas.
"Kalau ini (DBON) jalan, Perpresnya jalan, seluruh kementerian, lembaga mendukung, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota mendukung, saya optimis target tercapai," ujarnya.
"Yang penting kita konsisten dan fokus terhadap apa yang tertuang di dalam Desain Besar Olahraga Nasional," sambung Amali.
Dia berharap kerja sama antara seluruh pemangku kepentingan berjalan dengan baik dan pemerintah terus memberikan perhatian kepada para atlet disabilitas. Amali optimitis hal tersebut akan membangkitkan semangat penyandang disabilitas untuk berkarir menjadi atlet.
"Saya meyakini kalau seperti ini perhatian kita, orang akan berbondong-bondong untuk menjadi atlet difabel kita. Selama ini mereka memandang bahwa mereka berada di pinggir-pinggir tidak pernah diurus secara serius seperti sekarang," tutur Amali.
Advertisement