Liputan6.com, Jakarta - Ooredoo Q.P.S.C dan CK Hutchison Holdings Limited akhirnya teken kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia yaitu PT Indosat Tbk (Indosaat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) pada Kamis, 16 September 2021.
Penggabungan Indosat Ooredoo dan H3I menghadirkan perusahaan gabungan yang diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison). Berdasarkan keterangan tertulis PT Indosat Tbk, pada Kamis pekan ini menyebutkan perusahaan gabungan tersebut akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Advertisement
Perseroan menyatakan, perusahaan gabungan tersebut akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia. Perkiraan pendapatan tahunan hingga USD 3 miliar atau sekitar Rp 42,74 triliun (asumsi kurs Rp 14.249 per dolar AS).
Selain itu, perseroan menyatakan dengan penggabungan usaha Indosat Ooredoo dan H3I ini akan mendapatkan keuntungan dari sinergi dan belanja modal. Perseroan juga memperkirakan rasio proses (run rate) tahunan sinergi sebelum pajak akan mencapai USD 300 juta (setara Rp 4,27 triliun)-USD 400 juta (Rp 5,69 triliun) dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam rancangan penggabungan usaha atau merger, PT Indosat Tbk dan H3I memakai laporan keuangan kuartal I 2021. Adapun seiring merger PT Indosat Tbk dan H3I ini akan meningkatkan aset perusahaan gabungan tersebut. H3I mencatatkan aset Rp 50,41 triliun pada kuartal I 2021.
Sedangkan total PT Indosat Tbk menyentuh posisi Rp 62,89 triliun. Bila digabungkan, total aset gabungan dua perusahaan telekomunikasi itu menjadi Rp 113,08 triliun.
Sementara itu, total aset PT XL Axiata Tbk per 31 Maret 2021 sebesar Rp 63,93 triliun. Sedangkan melihat laporan keuangan Telkom Indonesia pada kuartal I 2021, Telkomsel catatkan aset Rp 107,59 triliun.
Pada sisi kinerja keuangan, PT Indosat Tbk masih mencatatkan laba bersih hingga kuartal I 201. Indosat mencatat laba periode berjalan sebesar Rp 203 miliar. Sementara itu, H3I masih mencatatkan rugi bersih Rp 1,70 triliun.
Dari sisi pendapatan,H3I mencatat penghasilan operasional bersih sekitar Rp 3,28 triliun. Sementara itu, PT Indosat Tbk mencapai Rp 7,34 triliun.
Update:
Direktur Equator Swarna Investama Hans Kwee menuturkan, merger Indosat dan H3I berdampak positif untuk industri telekomunikasi. Hal itu lantaran persaingan menjadi lebih sehat, pengguna layanan menjadi lebih loyal dan meningkatkan margin.
"Positif bagi Indosat dan industri telekomunikasi. Di pasar ada empat antara lain Telkomsel, Indosat, XL, dan FREN,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, merger Indosat dan H3I tersebut juga memperkuat pangsa pasar perseroan dan kini berupaya mengejar Telkomsel. Akan tetapi, ia menilai, hal itu sulit dikejar. Dengan merger, Hans menilai, Indosat dapat meningkat nilai korporasi dan merek. “Telkomsel punya pelanggan yang setia, untuk ganti nomor sulit. Merger (Indosat-red) bagi korporasi meningkatkan jumlah pelanggan dan nilai korporasi meningkat,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Komposisi Kepemilikan Saham
Adapun setelah penggabungan usaha ini, perusahaan gabungan Indosat Ooredoo Hutchison akan memiliki pengendali baru yaitu CK Hutchison Indonesia, anak usaha yang secara tidak langsung seluruhnya dimiliki oleh CK Hutchison Holdings Limited (CKHH). Adapun CKHH menjadi pengendali bersama dari perusahaan penerima penggabungan usaha bersama dengan Ooredoo South East Asia.
Sebelumnya saham Indosat seluruhnya dimiliki oleh Ooredoo South East Asia yang memiliki 65 persen saham ISAT. Seiring penandatanganan perjanjian penggabungan bersyarat, CK Hutchison menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison. Pada saat yang sama PT Tiga Telekomunikasi Indonesia akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison.
Bersamaan dengan penggabungan bisnis, CK Hutchison akan mendapatkan 50 persen saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8 persen sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33 persen saham di Ooredoo Asia.
Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7 persen kepemilikan di grup Ooredoo lewat transaksi senilai USD 387 juta.
Seiring transaksi tersebut, para pihak akan masing-masing memiliki 50 persen saham dari Ooredoo Asia yang akan diberi nama baru Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6 persen dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison. Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh grup Ooredoo dan CK Hutchison.
Indosat Ooredoo Hutchison akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Seiring merger ini, kepemilikan saham PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA 9,6 persen, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8 persen dan pemegang saham publik lainnya sekitar 14 persen.
Adapun kepemilikan saham PPA dan publikmenyusut seiring berdasarkan data RTI per 31 Agustus 2021 antara lain Ooredoo Asia Pte Ltd sebesar 65 persen, PPA sebesar 14,29 persen dan masyarakat 20,71 persen.
Advertisement