Liputan6.com, Yogyakarta- Venzha Christ, orang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mengikuti pelatihan simulasi hidup di Mars. Setelah Mars Desert Research Station (MDRS) di Utah, USA pada 2018, Venzha Christ juga mengikuti simulasi di sebuah kapal besar pemecah es bernama Shirase oleh Field Assistant di Jepang setahun kemudian.
Di dalam kapal Shirase, Venzha Christ dan ketiga rekannya yang berasal dari Jepang mengikuti program yang diberi nama serupa, SHIRASE ((Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering). Di sini, Venzha melakukan simulasi perjalanan ke Mars dengan pesawat ruang angkasa.
Kapal Shirase dibuat sebagai simulasi pesawat ruang angkasa. Di dalamnya terdapat beragam ruangan dan level (lantai).
Semua kru tinggal, beraktivitas, serta beristirahat di level paling atas. Di sini, kru tidak perlu menggunakan pakaian pelindung luar angkasa atau EVA (extravehicular activity).
Baca Juga
Advertisement
Setiap level di bawahnya juga terdiri dari ruangan yang memiliki fungsi masing-masing. Fungsi setiap lantai disimulasikan berdasarkan fungsi dan kebutuhan sebuah kapal penjelajah.
“Dalam hal ini difungsikan sebagai simulasi pesawat ruang angkasa,” ujar Venzha Christ di v.u.f.o.c lab Yogyakarta.
Ada level dengan kategori penghasil energi, penghasil tenaga listrik, pengolahan sampah atau residu manusia (kru), level untuk logistik, dan juga level untuk berbagai peralatan yang sangat vital dibutuhkan dalam misi ruang angkasa.
Secara penataan dan interiornya, semua ruangan atau level terlihat sebagai ruangan-ruangan yang penuh dengan mesin-mesin, pipa-pipa, kabel-kabel, dan tentu saja menyerupai pesawat ruang angkasa.
“Selain level paling atas, semua kru diwajibkan untuk mengenakan EVA dan juga menjalankan protokol secara ketat, baik itu protokol persiapan, komunikasi, maupun misinya,” kata Venzha Christ yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Suhu Sangat Rendah
Suhu ruangan di dalam simulasi pesawat ruang angkasa ini sangat dingin. Semakin ke level bawah, suhunya bisa mencapai minus 20 derajat Celsius.
Oleh karena itu, setiap kru dilarang untuk tinggal terlalu lama di bawah, selain di lantai paling atas. Kru juga harus benar-benar memperhatikan bekal oksigen yang dibawanya.
“ Sekali lagi keselamatan jiwa dan kekompakan antar kru adalah hal yang paling utama pada setiap misi,” tutur Venzha Christ.
Tugas dari setiap misi EVA memiliki bekal dan peralatan yang berbeda-beda sesuai dengan target dan tugas dari masing-masing misi. Untuk misi yang berada pada level atas, mempunyai tingkat kesulitan yang lebih rendah dari misi yang berada pada level bawah. Semakin ke bawah, risiko serta protokol yang harus dilakukan pun semakin rumit dan kompleks.
Untuk membersikan diri atau mandi dilakukan dengan cara yang jauh lebih praktis ketimbang simulasi di MDRS.
“Mandi dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah diatur dan biasanya kami melakukannya empat hari sekali, serta melakukannya dengan sangat cepat, efektif mengingat suhu yang sangat dingin,” kata Venzha Christ.
Advertisement
Penerbangan Luar Angkasa
Venzha Christ menjalani simulasi on the way to Mars atau membayangkan kru dalam perjalanan ke Mars. Perjalanan ini juga dikenal dengan istilah penerbangan luar angkasa atau space flight, yakni penerbangan balistik ke atau melewati luar angkasa.
Space flight dapat dilakukan dengan pesawat ruang angkasa dengan atau tanpa manusia di dalamnya. Contoh space flight manusia, antara lain, program Soyuz Rusia, program ulang-alik Amerika, serta Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS).
Sedangkan contoh space flight tanpa awak manusia termasuk pesawat antariksa yang meninggalkan orbit Bumi, serta satelit di orbit sekitar Bumi seperti satelit komunikasi.
“Space flight tanpa awak manusia ini beroperasi baik dengan kontrol telerobotic atau sepenuhnya otonom, atau juga bisa berfungsi simultan dengan stasiun pengendalinya,” ucapnya.
Space flight biasanya dimulai dengan peluncuran roket, yang mempersiapkan desakan permulaan untuk melawan gaya gravitasi bumi dan mendorong pesawat ruang angkasa dari permukaan bumi. Untuk penjelajahan angkasa luar yang tidak terdapat udara, maka roket tersebut harus membawa sendiri bahan bakar dan oksigen untuk menghasilkan daya dorong yang diperlukan.
Seperti kita ketahui bahwa space flight digunakan dalam eksplorasi ruang angkasa, dan juga dalam kemajuan sebuah teknologi komersial seperti pariwisata ruang angkasa atau bahkan hanya untuk telekomunikasi satelit. Contoh penggunaan non-komersial luar angkasa , antara lain, proyek observatorium ruang angkasa, penginderaan jarak jauh, satelit pengintai, dan satelit observasi bumi lainnya yang diperuntukan untuk kemanusian dan peradaban umat manusia.
Melalui Shirase, Venzha Christ mendapatkan berbagai pengalaman terkait dengan misi simulasi atau perjalanan ke luar angkasa. Misal, bagaimana penggunaan energinya, pembelajaran gravitasi, bagian-bagian sebuah pesawat luar angkasa, kapasitas isinya, keamanan, dan hal-hal lain yang berkaitan.
Ada juga hal-hal lain yang juga ditekankan dalam simulasi perjalanan ke Mars ini, yakni kerja sama antar kru, survival, penguasaan tools, protokol komunikasi, dan space food.
Perjalanan dan Riset Venzha Christ
Perjalanan dan riset Venzha Christ terkait teknologi roket dan pesawat ruang angkasa ini sudah hampir 10 tahun. Sejak 2012, dia sudah mengadakan riset ke NASA dan dilanjutkan juga ke JAXA, ESA, ISRO, KARI, sampai SpaceX pada 2019.
Berbicara tentang space travel atau perjalanan ke luar angkasa, di dunia ada lima pemain besar dan sudah memproduksi wahana yang diluncurkan ke Luar bumi untuk misi-misi luar angkasa. Kelima perusahaan tersebut adalah Blue Origin dengan pesawat ruang angkasa bernama Blue Shepard, SpaceX dengan Crew Dragon, Virgin Galactic dengan VSS Unity, Boeing dengan CST-100 Starliner, dan ada Sierra Nevada Corporation (SNC) dengan Dream Chaser.
Kelima pesawat luar angkasa ini dipersiapkan untuk perjalanan luar bumi yang mayoritas masih untuk menuju ke lintasan orbit bumi, dan ke ISS (International Space Station). Baru kemudian akan dilanjutkan perkembangan selanjutnya untuk perjalanan menuju bulan dan juga Planet Mars.
Lantas, apa benang merah yang bisa dirangkai dari MDRS dan Shirase? Bersambung ke Catatan Kecil Venzha Christ Jalani Simulasi Hidup di Planet Mars (Bagian VII)
Advertisement