Liputan6.com, Jakarta - Mantan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Hasbullah Thabrany, menanggapi terkait pembuatan vaksin Merah Putih (VMP) yang diperkirakan rampung pada 2022.
Menurutnya, jika Vaksin Merah Putih rampung, penggunaanya perlu diprioritaskan untuk di dalam negeri terlebih dahulu.
“Kalau pembuatan VMP rampung tahun depan Alhamdulillah, bisa digunakan di dalam negeri dulu sehingga kita tidak bergantung ke luar negeri yang tentu saja produksinya tidak selalu bisa kita dapatkan pada waktu yang kita inginkan,” ujar Hasbullah Thabrany kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara baru-baru ini.
Baca Juga
Advertisement
Dia menambahkan, jika Indonesia bergantung ke luar negeri dalam pemenuhan vaksinnya, akan ada rebutan dengan negara lain yang juga membutuhkan vaksin COVID-19 tersebut.
“Kalau kita punya produksi vaksin sendiri (Vaksin Merah Putih) InsyAllah kita prioritaskan dulu dong di dalam negeri,” katanya.
Termasuk untuk Booster
Hasbullah, menambahkan, vaksin Merah Putih juga dapat digunakan sebagai booster atau vaksin ketiga.
“Termasuk untuk booster, kenapa tidak? Karena booster adalah penambahan vaksin yang memperkuat kalau antibodi yang dibentuk oleh vaksin yang sekarang sudah berkurang," katanya.
“Kita tunggu jawaban Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sejauh vaksin itu efektif maka tidak ada masalah untuk dijadikan booster,” dia menambahkan.
Terkait harga, dia mengaku belum bisa mengatakan nominalnya. Namun, yang pasti harga vaksin Merah Putih harus bersaing dengan harga vaksin produksi luar negeri.
“Produsen VMP harus mempertimbangkan harga bersaing, jangan jual lebih mahal dari vaksin pesaing di luar negeri, saya yakin bisa kompetitif," ujarnya.
Advertisement
Jika Disumbangkan
Sementara itu, jika vaksin Merah Putih kemudian disumbangkan bagi negara lain, maka hal tersebut juga boleh-boleh saja menurut Hasbullah.
“Kalau disumbangkan ya boleh, Alhamdulillah itu pahala besar, tapi setelah kita memenuhi kebutuhan dalam negeri.”
Sementara itu, jumlah vaksin yang dimiliki Indonesia sekitar 243 juta sama sekali tidak cukup untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, lanjutnya. Mengingat, untuk mencapai kekebalan kelompok setidaknya 70 persen penduduk harus divaksinasi.
“Dan kalau vaksinnya tidak cukup efektif maka jumlahnya harus lebih banyak. 70 persen itu dengan efikasi 90 persenan, tapi kalau efikasi 60 persen ya harus 100 persen penduduk divaksinasi,” pungkasnya.
Infografis Vaksin Merah Putih Karya Anak Bangsa COVID-19
Advertisement