21 September 1979: Pesawat Harrier Hantam Perumahan di Inggris, 3 Orang Tewas

Tabarakan dua pesawat Harrier jump jet terjadi saat latihan, satu jatuh di pusat kota dan menewaskan 3 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Sep 2021, 06:00 WIB
Royal Air Force Harrier (wikimedia commons)

Liputan6.com, London - Pada 21 September 1979, sebuah pesawat RAF jatuh ke rumah-rumah di kota Cambridgeshire, Inggris dan menewaskan dua pria dan seorang anak laki-laki.

Kedua pilot berhasil terlontar dengan selamat ketika dua Harrier jump jet bertabarakan di ketinggian sekitar 8.000 kaki (2.438m).

Dilansir dari laman BBC, Senin (20/9/2021), salah satu pesawat hancur di udara dan jatuh tanpa bahaya ke sebuah lapangan. Satu pesawat lainnya jatuh ke pusat kota, menghancurkan dua rumah dan sebuah bungalo.

Beberapa orang terluka dalam insiden tersebut – termasuk seorang ibu dan bayinya yang berada di salah satu rumah semi-terpisah yang dijatuhi jet.

Pesawat – yang keduanya berasal dari pangkalan udara terdekar di Wittering – bertabrakan pada pukul 09.55 waktu setempat selama latihan.

Harrier lalu menghantam kota dan meninggalkan kawah selebar 15 kaki (4,6 m) dan kedalaman 50 kaki (15,2 m) di jalan Ramnoth, Inggris.

Anggota parlemen Liberal lokal Inggris, Clement Freud, mengatakan ini adalah keajaiban pesawat tidak menyebabkan lebih banyak kematian dan kerusakan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Para Korban

Ilustrasi lilin, berkorban, pengorbanan. (S. Hermann & F. Richter dari Pixabay)

Mereka yang tewas dalam insiden tersebut adalah Bob Bowers, putranya yang berusia dua tahun bernama Jonathan Bowers, dan mantan walikota Bull Trumpess.

Susan King, kepala sekolah dasar setempat yang berjarak 300 yard (274 m), mengatakan pesawat menabrak atap sebuah bangunan sebelum meledak dalam kepulan asap yang membumbung setinggi 100 kaki (30,5 m) di udara.

Jessie Rose sedang mencuci pakaiannya di tempat yang berdekatan dengan taman ketika kecelakaan itu terjadi.

"Ada getaran hebat -  lalu hening. Saya mendengar suara seorang perempuan berulang kali mengatakan 'Bayi saya meninggal, bayi saya meninggal’'” ujarnya.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya