Miris, Indonesia Jadi Negara Pengimpor Gula Terbesar di Dunia

Ketergantungan Indonesia terhadap gula impor masih sangat tinggi

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2021, 19:45 WIB
Perwakilan petani tebu menuliskan kata kata saat berunjuk rasa di sekitar depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/10). Puluhan perwakilan petani tebu berunjuk rasa menuntut pemerintah menyetop impor gula. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ketergantungan Indonesia terhadap gula impor masih sangat tinggi. Hal ini terbukti dari sata yang menunjukkan bahwa Indonesia negara terbesar importir gula.

Direktur Utama PTPN III Muhammad Abdul Gani mengatakan, tingginya impor gula ini salah satu sebabnya dalah jumlah penduduk yang kian bertambah. Belum lagi dipengaruhi oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Sekarang Indonesia adalah negara terbesar importir gula. Jadi ini memprihatinkan bagi kita," ujar Gani saat rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Senin (20/9/2021).

"Dari tahun ke tahun peningkatan terus terjadi, karena pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan dan konsumsi per kapita naik," jelasnya.

Dengan adanya permasalahan tersebut, PTPN memiliki 4 tujuan untuk memperbaiki kinerja produksi gula konsumsi di Indonesia. Gula konsumsi terus digenjot, sementara kebutuhan gula sektor lain masih harus impor.

"Tujuan dari PTPN kita ingin mewujudkan kemandirian gula konsumsi. Kenapa tidak secara total? Kayaknya kalau melihat kemampuan lahan kemudian kebutuhan padi, kayaknya tidak mungkin Indonesia memaksakan swasembada untuk seluruh gula. Tapi minimal gula konsumsi PTPN bisa berkontribusi memperluas lahan tebu dan kerjasama dengan petani," jelasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Swasembada Pangan

Bea Cukai Batam gagalkan impor gula ilegal asal India. (Dok Bea Cukai)

Kedua dengan adanya produksi PTPN naik, maka impor gula akan berkurang, devisa hemat dan memandirikan pangan.

Ketiga, meningkatkan kesejahteraan petani. Sebab, tidak mungkin meningkatkan produksi gula tanpa mensejahterakan petani.

"Minimal tanaman petani dengan semua bibit dari kita. Semua digratiskan bibit di awal tanam, setelah itu baru dia beli sendiri. Bibir unggul dari kita yang sudah diteliti. Selama ini belum dilakukan. kita akan dukung petani. Terakhir kita akan menjaga stabilitas harga gula ritel," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya