Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menanggapi terkait penting atau tidaknya kebutuhan booster vaksin COVID-19 bagi masyarakat umum. Ia melihat dari dua sisi yang berbeda, terlebih lagi cakupan vaksinasi sekarang masih harus dikejar.
"Untuk booster gimana? Kalau saya bilang pakai bahasa singkat, booster is clinically right, but ethically wrong (booster secara medis tepat, tapi etikanya keliru--untuk saat ini)," terang saat acara Wealth Class - How To Live With COVID-19 In The Long Run baru-baru ini.
"Memang benar, kalau kita booster ya antibodi naik. Sementara itu, kalau saya ditanya juga soal booster, kita baru vaksinasi 75 juta orang dari 208 target. Artinya, ada 125 juta rakyat Indonesia yang belum seberuntung kita dapat suntik pertama."
Baca Juga
Advertisement
Menilik kondisi saat ini, yang mana orang ingin berlomba-lomba booster, menurut Budi Gunadi Sadikin belum perlu. Pemerintah baru memperuntukkan booster vaksin bagi para tenaga kesehatan untuk menambah perlindungan berhadapan menangani pandemi.
"Masa kita mengambil jatah Saudara-saudara yang belum mendapatkan vaksin. Is it ethically? Even mau bayar mencari sumber vaksin, mereka banyak yang belum mendapatkan dosis pertama," ucapnya.
"Tidak seberuntung kita yang mungkin lebih kaya, lebih mampu, lebih punya akses, dan protecting ourself where other people die because of it (melindungi diri kita sendiri yang mana orang lain meninggal karenanya)."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Walau Capaian Vaksinasi Terpenuhi, Jangan Jumawa
Walaupun capaian vaksinasi COVID-19 sudah 75 juta orang, Budi Gunadi Sadikin menekankan kita semua tidak boleh merasa jumawa. Vaksin pun bukan satu-satunya cara menekan penularan virus Corona. Upaya harus dilakukan dengan patuh protokol kesehatan.
"Intinya, don't underestimate (jangan meremehkan), tetap waspada, jangan jumawa, dan jangan merasa bahwa vaksin is the only one strategic (satu-satunya strategi)," tegasnya.
"Karena kita enggak tahu kondisi ke depan seperti apa. Apalagi ada varian virus Corona. Kalau kita lihat vaksinasi di Amerika Serikat, Israel, dan Inggris tinggi, mereka pakai vaksinnya juga hebat. Tapi kasus COVID-19 sedang tinggi."
Menkes Budi Gunadi menyebut kasus COVID-19 di AS, Israel, dan Inggris tinggi seiring penyebaran varian Delta. Kecenderungan kenaikan kasus juga terjadi negara-negara tetangga Indonesia dengan cakupan vaksinasi tinggi, seperti Malaysia dan Singapura.
"Mereka lagi naik-naiknya kasus COVID-19 sampai sekarang. Saya masih baca di berita-berita soal itu, belum berhenti lonjakan kasusnya. Padahal, Singapura saja sudah 85 persen capaian vaksinasinya," imbuhnya.
Advertisement