Jubir Menko Marves: Perekonomian Akan Pulih Seiring Penurunan Kasus Covid-19

Pemerintah menargetkan program vaksinasi nasional bisa menjangkau 208.265.720 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2021, 15:50 WIB
Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada lansia secara drive thru di RSUI, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). Program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit untuk lansia yang berdomisili di Depok dan sekitarnya ini digelar secara drive thru. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Kasus harian Covid-19 di Indonesia menunjukan tren penurunan selama beberapa pekan ini. Meski demikian, pemerintah tetap waspada dan berhati-hati. Pembukaan kembali perekonomian akan secara bertahap dan terus menerus.

"Perekonomian pulih dengan cepat seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Untuk menjaga proses pemulihan ekonomi, kita harus mengelola kasus Covid-19 pada tingkat yang dapat ditangani sistem kesehatan kita,”ujar Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi, Minggu (19/9/2021).

Jodi menegaskan kunci transisi dari pandemi ke endemik adalah tingkat vaksinasi yang tinggi, disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M terutama memakai masker, meningkatkan tracing, testing, dan treatment, isolasi terpusat bagi pasien, dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. 

"Pemerintah  akan terus memperkuat semua aspek tersebut, terutama percepatan vaksinasi," ujar dia.

Pemerintah menargetkan program vaksinasi nasional bisa menjangkau 208.265.720 orang. Hingga saat ini, vaksinasi dosis pertama sudah diterima 78.540.519 orang, sedangkan vaksinasi dosis kedua sudah diterima 44.716.570 orang.

Jodi melanjutkan, setelah pandemi Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan perubahan, termasuk geopolitik. Untuk itu, kata dia, strategi investasi akan didesain untuk mendukung industri yang mampu menjawab tantangan masa depan dan mengubah struktur perekonomian menjadi lebih tahan krisis dan sustainable.

"Di antaranya hilirasi sumber daya alam (SDA), ekonomi hijau, industri kesehatan, serta pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Jodi.

Jodi mengungkapkan pelaksanaan hilirisasi SDA telah mendorong terjadinya industrialisasi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menurunkan tingkat kemiskinan, dan menambah penerimaan pajak pemerintah.

Dia menuturkan, keberhasilan Indonesia untuk menjadi negara maju juga harus didukung perbaikan terus menerus kualitas sumber daya manusia dan riset, serta perbaikan iklim investasi.

"Harapannya dengan berbagai modal yang dimiliki, Indonesia dapat berperan lebih strategis dalam tatanan politik global ke depan," kata Jodi.

 


Konsisten Jalani PPKM

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menilai Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mampu mengendalikan Covid-19.

Trubus menerangkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) telah membuat landai angka penderita Covid-19. 

Komite yang dipimpin Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tersebut, dinilai berhasil dalam mengendalikan Covid-19.

"Kalau saya melihat apa yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik. Artinya angka Covid-19 sudah menurun. Yang penting kan pengendalian Covid-19. Semua kebijakan PPKM, PSBB, sudah berhasil," ujar Trubus, Kamis (16/9/2021).

Selain mengendalikan Covid-19, ucap Trubus, pemerintah juga mulai memberikan vaksinasi kepada masyarakat Indonesia. Trubus pun menyinggung riset yang menyebutkan vaksinasi yang dilakukan di Indonesia untuk mencapai herd immunity baru rampung 10 tahun yang akan datang.

Nyatanya, target penerima vaksinasi meningkat dari 1-2 juta dosis menjadi 2-3,3 juta per hari. Peningkatan target vaksinasi dilakukan agar 280 juta warga Indonesia sudah mendapat vaksin Covid-19 di akhir tahun 2021.

"Banyak analisis dari luar itu atau orang Indonesia bekerja sama dengan luar menjelek-jelekan Indonesia, prediksinya meleset semua," ujar Trubus.

"Buktinya kita bisa berhasil dengan cara sendiri. Banyak pakar-pakar di kita kerja sama dengan pihak luar, membuat prediksi seolah-olah Indonesia tidak punya kemampuan menangani Covid-19," sambungnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya