Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyatakan, isu soal Bisfenol A (BPA) adalah isu sensitif. Karenanya, jika ada hal-hal yang diusulkan oleh pihak-pihak tertentu terkait BPA ini, dia menyarankan agar orang tersebut melihat standar yang dikeluarkan regulator terkait keamanan kemasan tersebut.
“Kita sudah mempunyai satu standar yang bisa digunakan. Di standar itu konteksnya itu lengkap di sana, ada pemerintah, perindustrian, BPOM, masyarakat/konsumen, produsen, dan juga ada akademisi,” tukasnya dalam webinar "Standar Keamanan Kemasan Pangan dan Kesehatan Konsumen," pada Selasa (21/9/2021).
Advertisement
Dengan demikian, kata Putu, beritanya tidak terbolak balik dengan mengatakan kandungan BPA yang ada dalam kemasan pangan termasuk galon guna ulang itu berbahaya bagi kesehatan.
“Itu sangat terkait dengan konfidensi pada penggunaannya atau masyarakat luas. Kalau bisa, mekanisme seperti tadi, masuk ke standar yang sudah diatur, sehingga kita tidak akan menimbulkan suatu kehebohan di masyarakat,” ucapnya.
Dia mengutarakan ekspor makanan dan minuman (mamin) sepanjang Januari hingga Agustus 2021 sebesar US$ 111 miliar. Itu jauh lebih besar daripada total ekspor kita pada 2019. Menurutnya, ekspor di industri mamin itu kontribusinya sebanyak 78% dari keseluruhan ekspor.
“Sehingga kami berharap, jangan sampai ada hoaks. Dilihat dulu konteks pembicaraannya. Kita terutama yang dari pemerintah sebagai regulator harus benar-benar hati-hati,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bahan Aman
Pakar polimer Ahmad Zainal menyatakan, ada narasi salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan Polikarbonat (PC). Dia menilai PC itu merupakan bahan plastik yang aman.
Dia mengatakan BPA dan PC itu dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya.
Menurutnya, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA-nya saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya yaitu Polikarbonatnya yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.
BPA itu memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), dimana masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCL yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.
”Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan,” ujarnya.
Advertisement