Tinjau PTM di Tasikmalaya, Wagub Jabar Ingatkan Kedisiplinan Prokes

Dalam kunjungannya, Uu mengingatkan penerapan protokol kesehatan (prokes) wajib dilaksanakan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 21 Sep 2021, 10:00 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di SMA Negeri 10, SMA Negeri 4, dan SMA Negeri 5 Kota Tasikmalaya, Senin (20/9/2021). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Liputan6.com, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di SMA Negeri 10, SMA Negeri 4, dan SMA Negeri 5 Kota Tasikmalaya, Senin (20/9/2021). Dalam kunjungannya, Uu mengingatkan penerapan protokol kesehatan (prokes) wajib dilaksanakan.

Berdasarkan hasil peninjauan, Uu menyatakan PTM di tiga sekolah itu berlangsung dengan menerapkan prokes yang ketat dan sesuai dengan aturan pemerintah. Seperti jumlah siswa dibatasi dan sarana prasarana penunjang prokes.

"Hari ini, saya melaksanakan kegiatan untuk memantau proses belajar mengajar secara PTM di beberapa daerah. Dan Alhamdulillah, kegiatan di Kota Tasikmalaya ini berjalan dengan baik dan menaati peraturan," kata Uu.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini


Prokes Ketat

Uu mengatakan, PTM dilaksanakan dengan sejumlah ketentuan yang ketat. Mulai dari jumlah siswa dan waktu belajar dibatasi, tata tertib sekolah harus sesuai dengan adaptasi kebiasaan baru (AKB), sampai pengawasan dari Satgas Penanganan Covid-19 setempat.

"Sekolah dan orang tua siswa wajib melakukan protokol kesehatan dari siswa berangkat, di dalam sekolah, sampai pulang ke rumah," ujarnya.

"Pelaksanaan PTM tingkat SMA/SMK harus mempertimbangkan kondisi wilayah secara epidemiologis. Sehingga, Dinas Kesehatan dan Satgas harus terus melakukan pemantauan dan pendamping pelaksanaan PTM," cetus Wagub Jabar.

Selain itu, Uu pun mendorong para pengajar untuk membuat bahan ajar yang menarik bagi peserta didik. Tujuannya untuk meningkatkan minat belajar peserta didik meski ada sejumlah penyesuaian dalam pola pengajaran selama pandemi Covid-19.

"Pengalaman dalam melaksanakan PJJ (pembelajaran jarak jauh) selama lebih dari satu setengah tahun di masa pandemi bisa dijadikan bahan evaluasi untuk menentukan pola-pola terbaik dalam mewujudkan proses belajar-mengajar yang tepat," tuturnya.

“Misalnya ini (hari ini) materi bagian A, kelompok A ini yang di luar (daring) juga belajar A. Minggu depan kelompok B yang ini (daring) juga ikut belajar. Jadi tidak stagnan,” kata Uu menambahkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya