Arkeolog Temukan Fosil Leluhur Misterius Orang Jepang

Fosil ini menjadi bukti yang bisa mengubah sejarah arkeologi Jepang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 21 Sep 2021, 17:54 WIB
Foto sebelum pandemi: Peserta berkumpul selama perayaan nasional untuk menandai penobatan Kaisar Jepang Naruhito di depan Istana Kekaisaran di Tokyo (9/11/2019). Kaisar Naruhito menggantikan posisi ayahnya, Akihito yang menjadi kaisar pertama yang turun tahta. (AFP Photo/Charly Triballeau)

Liputan6.com, Jakarta - Arkeolog menemukan fosil yang ditenggarai sebagai leluhur orang Jepang. Penemuan fosil ini menjadi bukti yang mengubah sejarah populasi Jepang. 

Zaman dahulu, Jepang terbagi menjadi tiga periode: zaman Jomon (penduduk asli Jepang sejak 13 ribu SM), zaman Yayoi (datang migrasi dari Korea atau China sekitar 900 SM), kemudian dilanjutkan dengan Kofun yang merupakan awal dari Jepang modern. 

Masyarakat Kofun dikenal sebagai keturunan dari zaman Jomon dan Yayoi. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada leluhur ketiga di zaman Kofun yang bukan dari zaman Jomon atau Yayoi. 

Dillaporan Science Alert, Selasa (21/9/2021), hal ini diketahui dari penelitian Shigeki Nakagomi dari Universitas Trinity di Dublin yang terbit di Science Advances. Saat memeriksa DNA tulang-tulang dari zaman dahulu, ia menemukan adanya DNA lain. 

DNA misterius itu diduga merupakan orang Han dari China kuno. Nama Han diambil dari nama Dinasti Han, dan saat ini etnis Han adalah mayoritas di China daratan.

"Han secara genetik dekat dengan masyarakat China kuno dari Sungai Kuning dan Sungai LIao Barat, begitu pula populasi modern, termasuk Tujia, She, dan Miao," ujar Nakagome.

"Kami berpikir imigran-imigran ini berasal dari sekitar kawasan-kawasan tersebut," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Menjadi Bukti

Suasana saat Kaisar Jepang Akihito bersiap untuk melakukan ritual di Istana Kekaisaran, Tokyo, Jepang, Selasa (12/3). Kaisar Akihito akan turun takhta pada 30 April 2019. (Imperial Household Agency of Japan via AP)

Penemuan baru Nakagome tidaklah mengejutkan, sempat sejak lama ada hipotesis bahwa ada kelompok lain di zaman Kofun. Meski demikian, temuan Nakagome menjadi bukti otentik yang mengubah sejarah Jepang.

"Bukti arkeologis telah lama memberikan sugesti terkait tiga tahap migrasi, tetapi yang terakhir seringnya diabaikan," jelas profesor sejarah Jepang di Universitas Cambridge, Mikael Adolphson, kepada Live Science.

"Penemuan terbaru ini mengkonfirmasikan apa yang banyak dari kita sudah ketahui, tetapi ini bagus karena sekarang kita juga mendapatkan bukti dari bidang medis," jelasnya.

Temuan Nakagome juga menunjukkan bahwa mayoritas gen dari populasi modern Jepang berasal dari Asia Timur. 

Sekadar informasi, periode Kofun adalah permulaan dari kekaisaran Jepang modern. Belum diketahui apakah datangnya kelompok dari Asia Timur berperan dalam transisi zaman Yayoi yang berfokus ke agrikultur menuju kekaisaran di zaman Kofun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya