Liputan6.com, Jakarta Cinta Laura punya harapan khusus untuk film Indonesia. Bintang film Target dan Jeritan Malam mendamba lebih banyak film maker yang mengangkat isu kesetaraan gender dalam karya mereka.
Film sebagai media yang berdampak besar diyakini mampu membuka pikiran publik terkait kesetaraan gender. Perempuan sendiri, menurut Cinta Laura, punya peran penting dalam industri sinema Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, tak semua sineas punya pikiran terbuka soal tema perempuan. Cinta Laura Kiehl merasakannya bulan lalu saat berdiskusi soal penokohan dengan seorang penulis skenario serial web.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dangkal dan Emosional
“Awalnya, aku lumayan tertarik dengan proyek itu karena merasa ini cerita cinta yang bikin orang bahagia, kenapa enggak. Tapi setelah aku baca skripnya, aku syok,” cerita Cinta Laura.
“Aku merasa karakter yang aku mainkan itu digambarkan seperti cewek dengan cara berpikir dangkal, emosional, tanpa justifikasi yang kuat,” katanya dalam webinar Peran dan Posisi Perempuan dalam Perfilman Indonesia, yang digelar pada Selasa (21/9/2021).
Advertisement
Jawaban Sang Penulis
Ini diperparah dengan deskripsi yang tak terkoneksi dengan latar cerita dan perilaku tokoh. Cinta Laura lalu mengajak penulis skenario berdiskusi agar karakter ini menjadi lebih kuat dan masuk akal.
“Tiba-tiba yang aku dengar dari penulisnya adalah: Kalau kita membuat karakternya terlalu kuat nanti dia akan terlihat membosankan. Aku syok, dia bilang kalau perempuan itu kuat akan membosankan,” Cinta Laura menyesalkan.
Pemikiran Kompleks
“Saya bilang: Menurut aku itu enggak benar karena yang tidak disadari adalah perempuan kuat sebenarnya punya pemikiran kompleks dan seringkali orang-orang itu punya trauma lebih mendalam mengenai banyak rasa sakit,” paparnya panjang.
Rasa sakit ini bisa secara emosional, mental, dan fisik. Beragam rasa sakit inilah yang membentuk perempuan menjadi kuat. Diskusi dengan penulis skrip akhirnya menemui jalan buntu. Cinta Laura memilih mundur.
Advertisement
Cinta Tak Setuju
“Maaf saya tidak bisa memainkan karakter ini karena saya enggak setuju perempuan kuat adalah membosankan,” cetus Cinta Laura. Ia berharap ke depan, penulis laki-laki bisa lebih mengerti bahwa pola pikir perempuan kuat belum tentu membosankan.
Webinar Peran dan Posisi Perempuan dalam Perfilman Indonesia digelar komite Festival Film Wartawan Indonesia 2021 menjelang malam puncak yang jatuh pada 28 Oktober 2021. Selain Cinta Laura, turut hadir Christine Hakim dan Melanie Subono sebagai pembicara.