Liputan6.com, Yogyakarta - Hadirnya banyak etnis pendatang di Yogyakarta menyebabkan banyak bentuk produk alkulturasi kebudayaan yang unik. Bukan hanya tradisi, tetapi juga aneka kuliner yang lezat, seperti aneka olahan bakpia hingga olahan mi. Tidak heran apabila di Yogyakarta banyak dijumpai produsen kuliner lawas yang dapat bertahan hingga saat ini.
Salah satunya, pabrik Mie Ketandan yang sudah beroperasi hampir satu abad lamanya. Dikutip dari berbagai sumber, pabrik ini berdiri sejak tahun 1930 dan terus beroperasi hingga saat ini.
Mie Ketandan memproduksi mi tradisional dengan ciri khas mi kuning dengan tekstur yang kenyal. Pendiri pabrik mi ini merupakan keturunan asli Tionghoa yang sudah menetap di Yogyakarta. Kemudian usaha mi ini diturunkan ke generasi selanjutnya. Bahkan, hingga saat ini sudah dikelola oleh generasi keempat, yakni Asep Kamil yang dibantu beberapa karyawannya.
Baca Juga
Advertisement
Pabrik Mie Ketandan berada di wilayah Pecinan Kampung Ketandan Yogyakarta, tepat di Timur Jalan Malioboro atau berada di selatan kantor gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pabrik mi ini masih mempertahankan pembuatan mi dengan merebus. Mi yang telah direbus harus segera didinginkan dengan cara mengangkat mi ke udara. Teknik tersebut bertujuan agar tiap helai mi tidak lengket dan mudah terurai saat disajikan.
Sesekali mi kuning yang telah jadi juga dilumuri minyak sayur agar tidak menggumpal. Dibantu dengan kipas listrik, mi dijemur mengikuti suhu ruangan.
Pabrik Mie Ketandan hanya beroperasi setengah hari yakni dari pagi hingga siang, tetapi dapat menghasilkan hingga tujuh kuintal mi kuning basah setiap harinya. Pabrik mi ini memiliki puluhan pelanggan tetap yang siap mengantri untuk mendapatkan suplai mi kuning yang akan diolah menjadi aneka kuliner enak.
Kualitas dan rasa menjadi prioritas utama pabrik mi ini. Meski diolah menggunakan cara tradisional dan tanpa menggunaan bahan pengawet sedikit pun, rasa mi kuning pabrik ini dapat diadu dengan mi kuning lainnya.
Pabrik Mie Ketandan memproduksi dua jenis mi, yakni mi telur dan mi kuning biasanya. Mie Ketandan dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp11.500 hingga Rp12.500 per kilogram.
Sang pemilik pabrik mi di Yogyakarta ini mengaku tak banyak mengambil untung yang besar. Per satu kilogram, mereka hanya mendapatkan untung Rp1.000, mengingat para pembelinya ialah sesama pedagang olahan mi yang selalu menjadi pelanggannya.
Penulis: Tifani