Distonia, Gangguan Kontraksi Otot Tanpa Disadari Penderitanya

distonia adalah gangguan gerakan berupa gerakan kontraksi pada otot penderitanya tanpa disadari, yang menyebabkan gerakan berulang atau terpelintir. Terdapat tiga kondisi distonia.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 22 Sep 2021, 10:00 WIB
Ilustrasi penyandang disabilitas | pexels.com/@marcus-aurelius

Liputan6.com, Jakarta Dystonia atau distonia adalah gangguan gerakan berupa gerakan kontraksi pada otot penderitanya tanpa disadari, yang menyebabkan gerakan berulang atau terpelintir. Terdapat tiga kondisi distonia.

Menurut Mayo Clinic, ada tiga jenis distonia. Pertama, distonia fokal, yaitu distonia yang mempengaruhi satu bagian tubuh. Kedua, distonia segmental, yaitu antara dua atau lebih distonia yang berdekatan. Ketiga, distonia umum, yaitu distonia yang berlangsung pada semua bagian tubuh. Kejang otot sendiri dapat berkisar dari ringan hingga berat. Artinya itu bisa menyakitkan atau bahhkan sampai mengganggu kinerja tugas sehari-hari.

Sayangnya, tidak ada obat untuk distonia, namun obat-obatan disesuaikan untuk memperbaiki gejala. Terkadang juga dilakukan pembedahan untuk menonaktifkan atau mengatur saraf atau daerah otak tertentu pada orang dengan distonia parah.

 


Penyebab

Penyebab pasti distonia tidak diketahui, tapi mungkin berkaitan dengan perubahan komunikasi sel saraf di beberapa daerah otak. Tapi ada juga yang merupakan disabilitas yang diwariskan.

Dystonia juga bisa menjadi gejala penyakit atau kondisi lain, diantaranya:

- Parkinson's disease

- Huntington's disease

- Wilson's disease

- Traumatic brain injury

- Cedera lahir

- Stroke

- Tumor otak atau kelainan tertentu yang berkembang pada beberapa orang dengan kanker (paraneoplastic syndromes)

- Kekurangan oksigen atau keracunan karbon monoksida

- Infeksi, seperti tuberkulosis atau ensefalitis

- Reaksi terhadap obat-obatan tertentu atau keracunan logam berat 


Gejala

Gejala distonia dapat berbeda-beda. Jika berdasarkan kontraksi otot:

- Distonia fokal yang dimulai setelah usia 21 biasanya dimulai di leher, lengan atau wajah dan cenderung tetap fokal atau segmental.

- Terjadi saat melakukan tindakan tertentu, misalnya saat menulis.

- Memburuk dengan stres, kelelahan atau kecemasan.

- Menjadi lebih terlihat dari waktu ke waktu

Sedangkan jika berdasarkan area tubuh yang terpengaruh meliputi:

- Leher (distonia serviks). Kontraksi menyebabkan kepala Anda berputar dan berputar ke satu sisi, atau menarik ke depan atau ke belakang, terkadang menyebabkan rasa sakit.

- Kelopak mata.

Berkedip cepat atau kejang yang tidak disengaja menyebabkan mata Anda menutup (blepharospasms) dan membuat Anda sulit untuk melihat. Kejang biasanya tidak menyakitkan tetapi mungkin meningkat saat Anda berada dalam cahaya terang, di bawah tekanan, atau berinteraksi dengan orang lain. Mata Anda mungkin terasa kering.

- Rahang atau lidah (dystonia oromandibular). Anda mungkin mengalami bicara cadel, air liur, dan kesulitan mengunyah atau menelan. Distonia oromandibular bisa menyakitkan dan sering terjadi dalam kombinasi dengan distonia serviks atau blefarospasme.

- Kotak suara dan pita suara (distonia spasmodik). Anda mungkin memiliki suara yang kencang atau berbisik.

- Tangan dan lengan bawah. Beberapa jenis distonia hanya terjadi saat Anda melakukan aktivitas berulang, seperti menulis (distonia penulis) atau memainkan alat musik tertentu (distonia musisi).

 

Komplikasi

Tergantung pada jenis distonia, komplikasi dapat meliputi:

- Disabilitas fisik yang memengaruhi kinerja aktivitas sehari-hari atau tugas tertentu

- Kesulitan dengan penglihatan yang mempengaruhi kelopak mata Anda

- Kesulitan dengan gerakan rahang, menelan atau berbicara

- Rasa sakit dan kelelahan, karena kontraksi konstan otot-otot Anda- Depresi, kecemasan, dan penarikan sosial


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya