Liputan6.com, Jakarta - Pandemi telah mengubah peta permainan berbagai industri, tidak terkecuali operasional klinik kecantikan. Bergantung pada interaksi langsung membuat pelaku bidang ini mau-tidak-mau harus beradaptasi untuk tetap bertahan di tengah badai krisis kesehatan global.
Di samping, founder, sekaligus Presiden Direktur Miracle Aesthetic Clinic dr. Lanny Juniarti mengatakan, inovasi tidak kalah penting di situasi seperti sekarang. "Beberapa perawatan yang bisa online seperti telemedicine akhirnya dipindahkan," kata dr. Lanny dalam perayaan virtual ulang tahun ke-25 klinik kecantikannya, Selasa, 21 September 2021.
Namun demikian, ia menegaskan, tetap ada layanan seperti perawatan yang tidak bisa hijrah ke ranah digital. Karena itu, mereka berinovasi dengan merilis "One Hour Treatment." Artinya, dalam waktu satu jam, pelanggan sudah bisa menikmati layanan, dari konsultasi, sampai pembayaran.
"Dengan begitu, proses administrasi dan pembayaran, semuanya kita permudah," ucapnya.
Baca Juga
Advertisement
Soal tren perawatan di klinik kecantikan, dr. Lanny mengatakan bahwa pelanggan sekarang cenderung memilih treatment instan yang hasilnya segera terlihat. Mereka juga enggan melakukan perawatan yang mengharuskan datang rutin setiap bulan. "Jadi lebih kepada yang bisa datang sekali, tapi hasilnya terlihat dan bertahan lama," ujarnya.
Dalam perayaan ulang tahun ke-25, klinik kecantikan itu bermaksud menginsiprasi wanita Indonesia untuk tampil percaya diri. Melalui kampanye #BeBraveToBeYou, pihaknya mendorong setiap perempuan untuk berani menampilan kecantikan individual.
"Perempuan Indonesia cantik dengan cara masing-masing, jadi tidak perlu meniru siapa pun untuk percaya diri. Kita harus berani menampilan versi terbaik diri kita sendiri, tanpa perlu jadi orang lain," tuturnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Mengubah Kecantikan Individual
dr. Lanny menjelaskan, melalui metode Facial Architecture, klink kecantikannya menyuguhkan perawatan yang diklaim aman dengan hasil konsisten dan bertahan lama. "Yang paling penting, tidak mengubah kecantikan individual," katanya.
Melalui kampanye itu, Miracle Aesthetic Clinic juga ingin mengingatkan bahwa cantik itu bukan berarti "terlihat sempurna." "Alih-alih, setiap perempuan harus merayakan keunikan mereka dan menunjukkan itu pada dunia," ujarnya.
Dengan menormalkan kecantikan individual, pihaknya juga menyoroti bahwa ini bisa saja menghilangkan standar kecantikan tertentu. Sebagai gantinya, orang akan percaya diri dengan nilai kecantikan mereka masing-masing.
Advertisement
Standar Kecantikan Terbentuk di Media Sosial
Persepsi ini dianggap penting oleh klinik kecantikan itu, mengingat dominasi konten media sosial bisa mengarah pada standar kecantikan tertentu. "Wanita-wanita akhirnya mengikuti dan bisa saja berujung pada krisis percaya diri," katanya.
"Kemunculan filter yang memberi 'hasil instan' juga jadi masalah lain," tutur dr. Lanny. "Karena dengan begitu, orang mungkin lebih percaya diri bertemu secara virtual, tapi tidak saat bertemu langsung."
Secara tidak sadar, ucapnya, fitur itu bisa membuat seseorang lebih tidak percaya diri secara keseluruhan dalam hidupnya. "Tampil secara virtual selama pandemi memang penting, tapi jangan sampai berakibat buruk pada pertemuan langsung nantinya," tutupnya.
Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan
Advertisement