Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada hari Selasa, setelah kerugian tajam pada sesi sebelumnya, di tengah pasokan AS yang lebih ketat.
Kenaikan ini sekaligus mengakhiri kerugian selama beberapa hari karena pasar global tetap dihantui oleh potensi dampak krisis pada ekonomi China di grup properti China Evergrande yang dililit hutang.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, Rabu (22/9/2021), harga minyak mentah Brent naik 44 sen, atau 0,6 persen, menjadi menetap di USD 74,36 per barel, setelah turun hampir 2 persen pada hari Senin.
Sementara kontrak West Texas Intermediate (WTI) Oktober, yang berakhir pada Selasa, naik 27 sen, atau 0,38 persen, menjadi menetap di USD 70,56 per barel, setelah turun 2,3 persen di sesi sebelumnya. Kontrak November yang lebih aktif naik USD 1,01 per barel menjadi USD 71,15.
Kekhawatiran yang berkembang atas produksi AS tampaknya melampaui faktor-faktor lain. "Seperti ketidakpastian atas hasil pertemuan komite kebijakan moneter Federal Reserve dan kekhawatiran bahwa masalah Evergrande dapat memicu krisis yang lebih luas," kata analis ActivTrades Ricardo Evangelista.
Royal Dutch Shell, produsen minyak Teluk Meksiko terbesar AS, mengatakan pada hari Senin bahwa kerusakan fasilitas transfer lepas pantai dari Badai Ida akan memangkas produksi hingga awal tahun depan.
Sekitar 18 persen dari minyak Teluk AS dan 27 persen dari produksi gas alamnya tetap offline pada hari Senin, lebih dari tiga minggu setelah Badai Ida, kata regulator Bureau of Safety and Environmental Enforcement (BSEE).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Evergrande
Namun, investor di seluruh aset keuangan telah diguncang oleh dampak dari Evergrande yang terlilit hutang dan ancaman guncangan pasar yang lebih luas dalam jangka panjang.
Sementara pandangan tentang keadaan ekonomi China membebani pasar, Federal Reserve AS juga diperkirakan akan mulai mengetatkan kebijakan moneter - kemungkinan akan membuat investor lebih waspada terhadap aset berisiko seperti minyak.
Advertisement