Satgas COVID-19: Kasus Melandai, Disiplin Prokes Tidak Boleh Kendur

Lengah sedikit saja dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes) perlu diingat bahwa potensi gelombang ketiga lonjakan kasus COVID-19 harus selalu diwaspadai.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Sep 2021, 07:48 WIB
Calon penumpang mengenakan masker saat menunggu datangnya kereta di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Senin (6/4/2020). PT MRT Jakarta tak akan menerima penumpang tanpa menggunakan masker seusai seruan Gubernur DKI Anies Baswedan untuk mencegah penyebaran virus Corona (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia telah melandai, bahkan positivity rate sudah di bawah 2 persen. Pembatasan mobilitas pun telah dikendurkan meski begitu pada lonjakan kasus yang terjadi di negara tetangga, disiplin protokol kesehatan (prokes) tidak boleh kendur.

Edukasi penggunaan masker dari Satgas COVID-19 pun tetap dijalankan agar masyarakat tetap memakai saat beraktivitas terutama di luar rumah.

“Kami dari Satgas juga tetap melakukan program ‘maskerisasi’ untuk masyarakat,” kata Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Alexander Ginting.

Ia juga menilai saat ini kesadaran masyarakat terkait protokol kesehatan, sudah cukup tinggi. Namun, lebih penting mempertahankan protokol kesehatan tersebut ketika situasi telah membaik.

Bila lengah sedikit saja dalam menjalankan protokol kesehatan perlu diingat bahwa potensi gelombang ketiga lonjakan kasus COVID-19 harus selalu diwaspadai seperti disampaikan Anggota Satgas Penanganan COVID-19 Sub Bidang Mitigasi Falla Adinda.

“Penurunan kasus selama PPKM terjadi karena adanya tekanan dari pemerintah agar masyarakat membatasi mobilitas. Jangan sampai setelah pembatasan itu dilepaskan, masyarakat menjadi lengah," kata Falla dalam keterangan pers yang diterima Health-Liputan6.com.

Kampanye penerapan protokol kesehatan, kata Falla, harus tetap dilakukan meskipun masyarakat sudah merasa jengah.

"Hindari keramaian, batasi mobilitas. Semoga third wave tidak terjadi,” tutur Falla.

 


Gencarkan Vaksinasi

Petugas medis menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada lansia secara drive thru di RSUI, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). Program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit untuk lansia yang berdomisili di Depok dan sekitarnya ini digelar secara drive thru. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain penggunaan masker dan disiplin protokol kesehatan yang lain, vaksinasi juga merupakan elemen penting dalam penanganan COVID-19. Vaksinasi, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan difabel, harus segera dilakukan.

“Vaksin dosis pertama lansia masih 26 persen, dosis kedua 18 persen padahal mereka adalah populasi rentan. Untuk mortalitas, lebih dari setengahnya adalah lansia, kasus aktif juga sebagian besar adalah lansia,” tutur Alexander.

Salah satu kendala utama yang kerap dialami lansia saat melakukan vaksinasi, kata Alexander, adalah kendala akses menuju lokasi vaksinasi. Kendala yang sama juga menjadi penghalang kelompok difabel yang mempunyai keterbatasan motorik dan sensorik.

Oleh karena itu, Alexander meminta seluruh sentra vaksinasi untuk dapat memberikan kemudahan akses kepada kelompok lansia, difabel, dan kelompok rentan lainnya. Masyarakat sekitar, terutama keluarga dari kelompok rentan juga diharapkan dapat berperan aktif dalam membantu percepatan vaksinasi bagi mereka.

Falla juga mengatakan bahwa ketersediaan vaksin yang ada di Indonesia sudah mencukupi. Menurutnya, fokus saat ini lebih dititikberatkan pada distribusi vaksin dan edukasi publik untuk bersedia segera melakukan vaksinasi.

“Indonesia sangat terberkati, terima kasih kepada pemerintah atas upayanya dalam ketersediaan vaksin. Kita memiliki vaksin dalam jumlah yang memadai dan berbagai merek. Tugas kita berikutnya adalah dalam hal distribusi serta menyakinkan masyarakat untuk sadar vaksinasi,” katanya.

 


Edukasi Prokes Jamah Kelompok Belum Terjangkau Internet

Campaign Director Gerakan Pakai Masker (GPM) Fardilla Astari juga mengatakan bahwa kampanye dan edukasi harus dilakukan secara berkesinambungan dan menjangkau seluruh elemen masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat selalu ingat untuk mengenakan masker, menerapkan protokol kesehatan, dan mempercepat vaksinasi

Mereka berusaha merangkul komunitas yang belum terjangkau oleh teknologi digital dan internet.

“Caranya, relawan-relawan kami melakukan penyuluhan kepada para tokoh masyarakat, pemimpin komunitas seperti di pasar, pesantren dan tempat-tempat ibadah,” katanya.

GPM juga aktif memanfaatkan media digital sebagai sarana edukasi kaum muda. Mereka merupakan agen perubahan yang  memiliki peran penting dalam proses edukasi dan sosialisasi terkait COVID-19.

"Kami terus-menerus mengingatkan semua pihak, khususnya anak muda, untuk selalu pakai masker dan segera vaksin. Diharapkan, mereka yang teredukasi ini juga akan menjadi influencer bagi lingkungan sekitarnya,” ujar Fardilla


Infografis Tahapan Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia.

Infografis Tahapan Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya