IHSG Menghijau, Investor Asing Kejar Saham BBRI hingga PTBA

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada perdagangan Rabu pagi, 22 September 2021 setelah alami koreksi dalam dua hari.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Sep 2021, 09:30 WIB
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat melemah berbalik arah ke zona hijau pada awal sesi perdagangan Kamis pagi (22/9/2021). Investor asing melakukan aksi beli saham pada awal sesi perdagangan.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG turun tipis 0,01 persen ke posisi 6.060. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 0,07 persen ke posisi 6.065. Indeks LQ45 naik 0,36 persen ke posisi 854,01. Seluruh indeks acuan kompak menguat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.090,17 dan terendah 6.059,62. Sebanyak 132 saham melemah dan 177 saham diam di tempat.

Sebanyak 252 saham menguat sehingga angkat IHSG. Total frekuensi perdagangan 155.046 kali dengan volume perdaganan 2,2 miliar saham.

Nilai transaksi harian Rp 1,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 60,8 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.245.

Secara sektor saham, sebagian besar sektor saham menguat dan indeks sektor saham tekno melemah. Indeks sektoral IDXtransporasi naik 1,41 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti indeks sektoral IDXfinance menanjak 0,58 persen dan IDXnonsiklikal menguat 0,51 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Top Gainers dan Losers

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BIMA naik 25,45 persen

-Saham ASPI naik 25,45 persen

-Saham TRIS naik 19,59 persen

-Saham ARKA naik 17,82 persen

-Saham TNCA naik 18,58 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham INDO turun 7 persen

-Saham ASMI turun 6,99 persen

-Saham NFCX turun 6,91 persen

-Saham TFAS turun 6,79 persen

-Saham PSDN turun 6,74 persen


Aksi Investor Asing

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 110,6 miliar

-Saham INTP senilai Rp 4,8 miliar

-Saham UNVR senilai Rp 3,8 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 3,6 miliar

-Saham PTBA senilai Rp 3,1 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham MSIN senilai Rp 9,7 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 7,6 miliar

-Saham EXCL senilai Rp 4,1 miliar

-Saham HEXA senilai Rp 2,9 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 2,2 miliar


Bursa Saham Asia

Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia sebagian besar melemah.Indeks Jepang Nikkei turun 0,58 persen,  indeks Shanghai susut 0,63 persen, indeks Singapura melemah 0,52 persen dan indeks Taiwan merosot 2,08 persen.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia,  IHSG melemah 0,26 persen ke posisi 6.060. Bank Indonesia (BI) mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan 3,5 persen, fasilitas simpanan di 2,75 persen dan fasilitas pinjaman 4,25 persen.

Bank Indonesia (BI) juga akan fokus pada peningkatan mekanisme transmisi untuk memungkinkan penurunan suku bunga sebelumnya masuk ke pasar.

Sementara itu, disebutkan Indonesia akan terkena dampak gagal bayar Evergrande (jika gagal bayar). Namun demikian, hal itu karena faktor eksternal bukan internal. Bank Indonesia perkirkaan rupiah dan obligasi akan relatif aman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya